Polisi Jepang Antisipasi Segera 14 Kasus Perampokan dan Akan Hapus Informasi Bahaya di Internet
Kepolisian Jepang akan fokus kepada perampokan berangkai sebanyak 14 kasus di Jepang belakangan ini serta akan meminta provider menghapus postingan
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kepolisian Jepang akan fokus kepada perampokan berangkai sebanyak 14 kasus di Jepang belakangan ini serta akan meminta provider menghapus postingan yang dianggap berbahaya di internet.
"Polisi meyakini ada kelompok yang sama di Tokyo melakukan perampokan di tujuh prefektur, dan total sekitar 30 orang pelaku telah ditangkap," papar sumber Tribunnews.com Kamis (26/1/2023).
Menurut Badan Kepolisian Nasional, dari serangkaian perampokan di seluruh negeri, 1 perampokan yang diyakini sebagai kelompok yang sama telah terjadi di tujuh prefektur Tokyo, Ibaraki, Tochigi, Saitama, Chiba, Kanagawa, Yamaguchi, dan Hiroshima, dan lebih dari 30 orang telah ditangkap sejak Oktober tahun lalu.
Selain insiden ini, ada juga kasus yang dicurigai melibatkan pencurian, termasuk pencurian, di enam prefektur.
Pada konferensi pers Kamis ini Komisaris Badan Kepolisian Nasional Yasuhiro Tsurugi mengatakan, "Mengingat kasus perampokan dan pembunuhan yang terjadi di Kota Komae, Tokyo bulan ini, "kerusakan serius telah terjadi dalam bentuk kematian korban.
Selain itu, dia mengatakan, "Kami ingin melakukan upaya untuk menghilangkan rasa cemas publik dengan menyebarkan informasi pencegahan kejahatan yang diperlukan," dan mengumumkan bahwa pertemuan investigasi akan diadakan besok (27/1/2023) mengenai serangkaian insiden.
Pertemuan ini akan dihadiri oleh para kepala divisi kriminal dan penanggulangan kejahatan terorganisir dari markas besar polisi terkait di seluruh negeri, termasuk Departemen Kepolisian Metropolitan.
Badan Kepolisian Nasional Juga juga memperlakukan posting online dan situs yang terkait dengan pembuatan senjata dan bahan peledak sebagai "informasi berbahaya" yang dapat membahayakan kehidupan manusia, dan meminta administrator situs atau provider internet untuk menghapusnya.
Hingga saat ini, "Pusat Hotline Internet" yang dipercayakan oleh Badan Kepolisian Nasional telah memeriksa informasi ilegal seperti perdagangan narkoba dan pornografi anak yang diposting di Internet dan meminta penghapusannya, tetapi kami baru saja menambahkan informasi tentang pembuatan senjata api dan bahan peledak ke ruang lingkup pemeriksaan, dan juga akan menerima laporan dari publik.
Selain itu, konten yang menyarankan permintaan "pembunuhan", "perampokan", dan "perdagangan manusia" akan ditambahkan ke target.
Kepolisian juga akan mempertimbangkan untuk menganalisis posting di media sosial dengan "AI" atau kecerdasan buatan.
Langkah-langkah tersebut akan diperkuat mulai 1 Maret 2023.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif. Info lengkap silakan email: [email protected] dengan subject: Belajar bahasa Jepang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.