Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Ukraina Vs Rusia

Menteri Luar Negeri Rusia Puji Hubungan Moskow-Beijing, Tuduh Amerika Lakukan Provokasi

China terlalu kuat untuk dilawan oleh Amerika Serikat, sehingga Washington dipaksa untuk memobilisasi Barat untuk mendukung agenda anti-Beijing-nya.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
The Moscow Times
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov memuji latihan militer bersama antara Moskow dan Beijing sebagai langkah yang memperkuat kemitraan strategis baru kedua negara tersebut. 

“Tidak diragukan lagi bahwa (Republik Rakyat Tiongkok) dan Rusia sama-sama bekerja untuk memecah … mitra transatlantik. Dan kami sekarang sangat sadar, kami semua memiliki apresiasi yang lebih dalam atas upaya tersebut dan berniat untuk mengatasinya," sambungnya.

NATO pada Juni 2022 menambahkan China di antara tantangan strategisnya untuk pertama kalinya, dengan mengatakan bahwa ambisi Beijing dan "kebijakan pemaksaan" merusak "kepentingan, keamanan, dan nilai-nilai" blok militer Barat.

Baca juga: Helikopter Super Puma Jatuh di Dekat Kyiv, Mendagri Ukraina dan Wakilnya Ikut Tewas

Di bagian lain dalam pidatonya hari ini, Lavrov mengatakan AS telah mengumpulkan koalisi negara-negara Eropa untuk menyelesaikan "masalah Rusia" dengan menggunakan Ukraina sebagai proksi, dengan cara yang sama saat Adolf Hitler mencari "solusi akhir" untuk membasmi orang Yahudi di Eropa.

"Sama seperti Hitler menginginkan 'solusi akhir' untuk pertanyaan Yahudi, sekarang, jika Anda membaca politisi Barat ... mereka jelas mengatakan Rusia harus menderita kekalahan strategis," katanya.

Jurnalis Al Jazeera, Ali Hashem, melaporkan dari Moskow, mengatakan konferensi pers Lavrov adalah upaya untuk mengontekstualisasikan perang ke dalam "konfrontasi Rusia-Barat".

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved