Minggu, 5 Oktober 2025

Apa itu El Nino dan La Nina, bagaimana pengaruhnya terhadap cuaca?

Suhu global dan pola hujan dipengaruhi oleh sebuah fenomena iklim yang disebut sebagai sistem El Nino Southern Oscillation (ENSO).

2016, yang merupakan tahun terpanas dalam sejarah, merupakan tahun El Nino.

Pada 2020-2022, belahan bumi utara mengalami tiga episode La Nina berturut-turut.

Meskipun La Nina terjadi beruntun tiga kali, data dari layanan pemantauan iklim Uni Eropa menunjukkan bahwa 2022 merupakan tahun terpanas kelima secara global.

"Suhu rata-rata global selama tiga tahun terakhir telah mendekati rekor, tapi itu mungkin saja menjadi lebih tinggi lagi tanpa efek pendinginan dari La Nina yang berkepanjangan," kata Profesor Adam Scaife dari Badan Meteorologi Inggris, Met Office.

Kenaikan suhu 0,2 derajat Celcius akan akan berkontribusi pada sekitar 20% kenaikan suhu global yang sudah terjadi akiabt perubahan iklim.

Met Office memperkirakan La Nina akan berakhir pada akhir tahun ini, "meningkatkan kemungkinan suhu global menjadi lebih tinggi lagi".

Baca juga:

Perubahan curah hujan

Selama El Nino terjadi, air yang lebih hangat mendorong arus udara kuat (jet stream) Pasifik lebih jauh ke selatan dan timur melintasi Amerika.

Ini memicu cuaca yang lebih basah di negara-negara bagian selatan AS dan Teluk Meksiko, sementara di AS bagian Utara dan Kanada menjadi lebih kering.

Asia, Australia, dan Afrika Tengah dan Selatan biasanya mengalami kekeringan.

Tetapi ketika La Nina, yang terjadi justru sebaliknya: kekeringan di AS bagian selatan, hujan lebat di Kanada dan Asia.

Pada Oktober 2022, Australia mengalami rekor curah hujan tertinggi dan banjir yang dipicu oleh La Nina.

Badai tropis

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved