Virus Corona
Ini Sederet Negara yang Terapkan Pembatasan Covid-19 untuk Pelancong China
Berikut adalah daftar negara-negara yang telah mengadopsi peraturan baru, lalu apa saja peraturan baru tersebut?
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Setelah China mencabut kebijakan Dynamic Zero Covid-nya, kasus-kasus virus pernafasan yang sangat menular yakni virus corona (Covid-19) pun mulai menyebar secara cepat melalui 1,4 miliar populasinya.
Meskipun banyak negara mengecam kebijakan lama negara itu, namun banyak dari 'pengkritisi' yang sama, kini telah mengeluarkan aturan pembatasan baru bagi pelancong dari China.
Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (30/12/2022), saat ini semakin banyak negara telah mengadopsi aturan mengenai pelancong yang memasuki negara itu dari China dalam beberapa hari terakhir.
Hal itu karena jumlah kasus Covid-19 telah meledak di negara kawasan Asia Timur tersebut.
Kekhawatiran utama mereka adalah terkait potensi munculnya varian baru yang berbahaya dari wabah itu, yang disebut pejabat China sejauh ini didorong oleh varian yang sudah diketahui.
Berikut adalah daftar negara-negara yang telah mengadopsi peraturan baru, lalu apa saja peraturan baru tersebut?
Amerika Serikat
Amerika Serikat (AS) mengatakan pada Rabu lalu akan mulai mewajibkan tes negatif untuk SARS-CoV-2, yang merupakan virus penyebab Covid-19, dari semua kedatangan dari China mulai 5 Januari 2023.
Kebijakan tersebut berlaku untuk semua kedatangan di atas usia 2 tahun yang tiba di AS dari China daratan dan wilayah administrasi khusus Macau dan Hong Kong, terlepas dari kewarganegaraan atau status vaksinasi mereka.
Baca juga: Lonjakan Covid-19 di China Tekan Permintaan Daging Babi, Terjadi Krisis Pekerja
Mereka harus membuat tes negatif bertanggal dalam dua hari perjalanan mereka.
Kebijakan tersebut juga akan berlaku untuk semua pelancong tujuan AS yang transit melalui Bandara Internasional Incheon Korea Selatan (Korsel) atau Bandara Internasional Toronto Pearson Kanada dan Bandara Internasional Vancouver.
Ini hanya jika mereka menghabiskan waktu di China dalam waktu 10 hari sejak tanggal keberangkatan mereka.
Italia
Italia telah mulai mewajibkan semua kedatangan dari China untuk melakukan tes cepat (rapid test) SARS-CoV-2, bahkan mereka yang sedang dalam perjalanan.
Dari dua pesawat yang tiba di Bandara Malpensa Milan dari China pada Rabu lalu, 38 persen penumpang dinyatakan positif pada satu penerbangan dan 52 persen dinyatakan positif pada penerbangan lainnya.
Selama wabah awal Covid-19 pada awal 2020 dan sebelum dinyatakan sebagai pandemi global, Italia termasuk negara pertama yang mengalami wabah besar serta mengalami tingkat kematian yang tinggi.
Beberapa indikator bahkan menunjukkan bahwa virus tersebut telah beredar di Italia beberapa bulan sebelum terdeteksi di China, meskipun para ilmuwan belum mencapai kesimpulan tegas mengenai teori itu.
Pada gilirannya, Italia telah mendesak wilayah Schengen lainnya yakni zona bebas visa 27 negara yang terdiri dari sebagian besar negara Uni Eropa (UE) untuk mengadopsi kebijakan serupa, karena kemudahan perjalanan diantara negara-negara itu.
Kendati demikian, lembaga penyakit UE, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa menolak saran itu sebagai hal yang 'tidak dapat dibenarkan', dengan mengatakan bahwa wabah di China 'diperkirakan tidak akan berdampak pada blok tersebut'.
Hal itu karena 'varian Covid-19 yang beredar di China telah beredar terlebih dahulu di UE'.
Taiwan
Pulau otonom yang secara luas dianggap sebagai bagian dari China, namun dalam praktiknya 'mengatur dirinya sendiri' ini telah mengatakan bahwa selama Januari 2023, semua kedatangan dari China daratan akan dikenakan pengujian Polymerase Chain Reaction (PCR) pada saat kedatangan, dengan masa karantina selama lima hari.
Perlu diketahui, jutaan orang Taiwan diperkirakan akan melakukan perjalanan ke China daratan untuk perayaan Tahun Baru Imlek pada Januari mendatang.
Jepang
Mulai Jumat ini, Jepang akan mewajibkan semua kedatangan dari China daratan untuk dites negatif Covid-19 pada saat kedatangan, dan dikarantina selama tujuh hari jika dites positif.
Selain itu, penerbangan langsung dari China hanya akan diterima di bandara tertentu, dan maskapai penerbangan diminta untuk tidak menambah jumlah penerbangan.
India
Pada tahun pertama, India akan mulai mewajibkan pelancong dari beberapa negara untuk membuat tes RT-PCR negatif untuk SARS-CoV-2, termasuk China, Jepang, Korsel, Singapura dan Thailand.
Hasil tes harus diunggah ke portal Air Suvidha sebelum mereka naik ke pesawat.
India telah menguji secara acak 2 persen pelancong internasional sejak 22 Desember lalu, karena khawatir varian baru dapat memicu munculnya wabah baru.
Malaysia
Malaysia mengatakan sedang menerapkan sistem manajemen digital baru menggunakan aplikasi pelacakan yang digerakkan oleh pelaporan mandiri melalui aplikasi MySejahtera, yang harus digunakan oleh penduduk dan pelancong untuk melakukan, melaporkan, dan mengelola tes mandiri.
Mereka yang dites positif harus menjalani isolasi melalui aplikasi.
Korea Selatan
Korsel telah mewajibkan pengujian bagi pelancong dari China yang menunjukkan gejala Covid-19 untuk menjalani pengujian sejak 16 Desember lalu.
Namun pada Kamis kemarin, negara itu meningkatkan aturannya dan memasukkan semua pelancong dari China dalam tahap pengujian itu, terlepas dari gejala atau kekurangannya.
Menurut laporan media Korsel, ada pula diskusi tentang pembatasan jumlah penerbangan ke dan dari China, serta tindakan karantina tambahan untuk pelancong China.
Sama seperti Jepang, Korsel adalah tujuan utama para pelancong China, dengan jutaan orang pergi ke sana untuk urusan bisnis, liburan atau mengunjungi keluarga.