Siapa Heinrich XIII? Bangsawan yang Jadi Sorotan di Tengah Dugaan Kudeta Jerman
Dugaan kudeta tengah memanas di Jerman. Heinrich XIII, yang merupakan keturunan kerajaan Jerman tahun 1900-an lalu, diduga berusaha memimpin kembali.
Akibatnya, rakyat menderita, katanya.
Semenara itu, jaksa mengatakan pada hari Rabu Heinrich telah menghubungi perwakilan Rusia, yang dianggap sebagai kontak utama untuk menetapkan tatanan barunya.
Tetapi Kremlin membantah keterlibatan Rusia dalam dugaan kudeta tersebut.
Heinrich ditangkap di rumahnya di Frankfurt, dipimpin oleh polisi berbaju balaclava dengan borgol.
Ia mengenakan celana korduroi berwarna mustard dan jaket bermotif tartan, dengan rambut abu-abu panjang.
Polisi juga menggeledah pondok berburunya di Thueringen, di mana dia diduga menimbun senjata, menurut surat kabar Ostthueringer.
Negara bagian di Jerman timur dikenal dengan kekuatan sayap kanan yang masih bertahan lama di sana.
Kantor kejaksaan federal menolak mengomentari laporan tersebut, mengatakan hanya ada penggerebekan di daerah itu.
Mereka juga menolak berkomentar tentang bagaimana, jika benar, Heinrich terlibat dalam gerakan sayap kanan "Reichsbuerger".
Kelompok Reichsbuerger menyangkal keberadaan negara Jerman modern.

Baca juga: Jerman Tangkap 25 Orang Terkait Upaya Kudeta di Berlin, Termasuk Militer dan Kelompok Sayap Kanan
Dinasti Reuss menamai semua anak laki-lakinya Heinrich atau Henry setelah akhir abad ke-12.
Pemberian nama itu untuk menghormati Henry IV, Kaisar Romawi Suci, yang mewariskan kepada mereka perkebunan Weida dan Gera.
Perkebunan itu sekarang terletak di negara bagian Thueringen.
Meskipun secara resmi tidak ada lagi pangeran dan putri di Jerman, beberapa keturunan seperti Heinrich terus menggunakan gelar tersebut.
Heinrich menamai perusahaan real estat dan jasa keuangannya, yang berbasis di Frankfurt, "Buero Prinz Reuss".
House of Reuss saat ini dipimpin oleh Heinrich XIV yang tinggal di Austria.
Heinrich XIV sebelumnya telah menjauhkan diri dari Heinrich XIII.
Ia menyebut Heinrich XIII sebagai orang bingung yang menjajakan teori konspirasi, menurut media lokal.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)