Kamis, 2 Oktober 2025

Rudal Monster Baru Korea Utara Hwasong-17, Bersenjata Nuklir Hingga Bisa Menempuh Jarak 15 Ribu Km

Tidak seperti ICBM Korea Utara sebelumnya, Hwasong-17 diluncurkan langsung dari kendaraan transporter, erector, launcher (TEL) dengan 11 gardan.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
KCNA
Kim Jong Un tengah berjalan bersama putrinya di landasan peluncuran rudal balistrik antarbenua terbaru milik Korea Utara. Korea Utara menyampaikan pihaknya melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) baru bernama Hwasong-17 yang sangat besar pada Jumat (18/11/2022). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Korea Utara mengatakan pihaknya melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) baru bernama Hwasong-17 yang sangat besar pada Jumat (18/11/2022).

Menurut para analis, ini akan menjadi peluncuran sistem rudal pertama yang berhasil, setelah muncul keraguan atas klaim tersebut sebelumnya.

Kantor Berita Korea Utara KCNA hari ini, Sabtu (19/11/2022), melaporkan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bersama putrinya yang baru berusia 12 tahun, memeriksa peluncuran rudal balistik terbesar negara bersenjata nuklir itu sehari sebelumnya.

Baca juga: Putri Kim Jong Un untuk Pertama Kalinya Muncul di Publik saat Uji Coba Rudal Balistik

Dilansir dari Reuters, berikut fakta-fakta mengenai rudal balistik antarbenua milik Korea Utara Hwasong-17:

1. Rudal Terbesar Korea Utara dan Bersenjata Nuklir

Hwasong-17 adalah rudal terbesar Korea Utara yang bersenjatakan nuklir, dan merupakan ICBM berbahan bakar cair mobile terbesar di dunia.

Diameternya diperkirakan antara 2,4 sampai 2,5 meter, dan massa total ketika diisi bahan bakar penuh kemungkinan antara 80.000 hingga 110.000 kilogram, menurut 38 North, sebuah program yang berbasis di Amerika Serikat yang memantau Korea Utara.

Tidak seperti ICBM Korea Utara sebelumnya, Hwasong-17 diluncurkan langsung dari kendaraan transporter, erector, launcher (TEL) dengan 11 gardan, menurut foto yang ditunjukkan oleh media pemerintah Pyongyang.

2. Bisa Terbang Hingga 1.000 kilometer

Rudal yang diluncurkan pada Jumat terbang hampir 1.000 kilometer (621 mil) selama sekitar 69 menit dan mencapai ketinggian maksimum 6.041 kilometer, berdasarkan laporan kantor berita KCNA.

Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada mengatakan senjata itu dapat menempuh jarak sejauh 15.000 kilometer (9.320 mil), cukup untuk mencapai daratan Amerika Serikat.

3. Peluncuran Sebelumnya Rudal Korea Utara

Korea Utara sebelumnya mengklaim telah berhasil meluncurkan Hwasong-17 untuk pertama kalinya pada 24 Maret, ketika media pemerintah mengatakan terbang selama 67,5 menit ke jarak 1.090 kilometer (681 mil) dan ketinggian maksimum 6.248,5 kilometer (3.905 mil).

Namun setelah peluncuran itu, para analis dan pejabat intelijen di Korea Selatan dan Amerika Serikat menyimpulkan bahwa Korea Utara sebenarnya telah meluncurkan Hwasong-15, yang pertama kali diuji pada tahun 2017.

Baca juga: Foto Kim Jong Un Gandeng Tangan Sang Putri, Pantau Peluncuran Rudal ICBM

4. Penampakan Sebelumnya Rudal Korea Utara

Korea Utara pertama kali meluncurkan Hwasong-17, yang sebelumnya tak terlihat pada parade militer pra-fajar, pada Oktober 2020, dengan analis mencatat itu tampak "jauh lebih besar" daripada Hwasong-15.

Hwasong-15 ditampilkan untuk kedua kalinya di pameran pertahanan Pyongyang pada Oktober 2021. Setelah memeriksa foto-foto pameran, analis menyimpulkan penunjukan resmi ICBM besar ini kemungkinan besar adalah "Hwasong-17", bukan Hwasong-16.

Pejabat di Seoul dan Washington mengatakan peluncuran pada 27 Februari dan 5 Maret melibatkan sistem ICBM Hwasong-17, meskipun mereka tidak menguji kemampuan atau jangkauan penuhnya. Beberapa analis mengatakan uji coba tersebut mungkin hanya melibatkan satu tahap.

5. Diperkirakan Bawa Hulu Ledak untuk Menembus Pertahanan Rudal

Ukuran Hwasong-17 telah mendorong analis untuk berspekulasi kemungkinan rudal itu akan dirancang untuk membawa banyak hulu ledak dan umpan untuk menembus pertahanan rudal dengan lebih baik.

Beberapa pengamat mengatakan teknologi satelit yang diklaim Korea Utara telah diuji dalam peluncuran 27 Februari dan 5 Maret juga dapat digunakan untuk sistem multiple independent targetable reentry vehicle (MIRV), yang berpotensi memungkinkan satu rudal untuk menjatuhkan hulu ledak nuklir di tempat yang berbeda.

Korea Utara telah membuat persiapan untuk melanjutkan uji coba nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017, kata Korea Selatan dan Amerika Serikat, dan para pejabat mengatakan uji coba baru dapat membantu mengembangkan hulu ledak untuk sistem MIRV.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved