Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Intip Kehebatan Rudal S-300, Peluru Kendali Pasukan Ukraina yang Picu Keributan NATO

Serangan rudal yang menyasar Przewodowdi di perbatasannya dengan Ukraina merupakan peluru kendali yang ditembakkan pasukan pertahanan udara Ukraina.

WoW - Wolski o Wojnie / Facebook via The Guardian
Cekungan dan kerusakan akibat serangan rudal S-300 oleh pasukan pertahanan udara Ukraina di kawasan pedesaan Przewodów, distrik Hrubieszów, Polandia, Selasa 15 November 2022. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com  Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WARSAWAPolandia menegaskan serangan rudal yang menyasar desa Przewodowdi di perbatasannya dengan Ukraina merupakan peluru kendali milik pasukan pertahanan udara Ukraina.

Pernyataan disampaikan Polandia Rabu (16/11/2022) setelah sehari sebelumnya rudal tersebut meledak dan menewaskan dua warga sipil Polandia.

Mengutip laporan Reuters, Polandia menjelaskan bahwa ledakan mematikan yang menghantam fasilitas biji-bijian di kawasan perbatasannya, merupakan akibat dari tembakan sistem pertahanan anti-pesawat S-300 milik Ukraina yang diluncurkan untuk melawan serangan Rusia.

Namun rudal tersebut meleset dan mengenai kawasan perbatasan Przewodowdi.

Pernyataan itu dilontarkan Presiden Polandia Andrzej Duda untuk meredam ketakutan dunia internasional akan eskalasi lebih lanjut dalam perang di Ukraina.

Setelah sebelumnya para anggota aliansi politik dan militer internasional atau North Atlantic Treaty Organization (NATO) yang terdiri dari negara-negara dari Amerika Utara dan Eropa menyatakan kesiapannya untuk perang melawan serangan Rusia pada Polandia.

Sejarah Rudal S-300

Sistem udara S-300 sebenarnya dibuat NPO Almaz yang berbasis di Rusia dan rudal ini sudah dioperasikan sejak 1978.

Sistem S-300 awalnya dikembangkan untuk pertahanan terhadap pesawat dan rudal jelajah Angkatan Pertahanan Udara Soviet.  

Baca juga: Presiden Ukraina Ngotot Bantah Tembakkan Rudal ke Polandia yang Bikin Marah NATO

Namun pada 2016, rudal S-300P sudah tidak diproduksi lagi oleh Rusia, sebagai gantinya produksi rudal S-300P dialihkan ke Krimea dan Suriah.

Sebelum mengakhiri produksinya S-300 yang telah dikembangkan hingga mencapai  20 varian, diketahui sejumlah negara sempat membeli rudal S-300P diantaranya seperti Belarusia, China, Slovakia, Iran, Vietnam, Mesir, India, Bulgaria sampai Yunani.

Titik merah yang menunjukkan peta lokasi penembakan rudal Rusia ke wilayah Polandia yang berbatasan dengan Ukraina. Aksi penembakan ini menyebabkan dua warga Polandia tewas.
Titik merah yang menunjukkan peta lokasi penembakan rudal S-300 oleh pasukan pertahanan udara Ukraina ke wilayah Polandia yang berbatasan dengan Ukraina. Aksi penembakan ini menyebabkan dua warga Polandia tewas. (Sky News)

Meski diproduksi oleh Rusia, namun Moskow mengaku tidak pernah menggunakan senjata ini untuk melawan Ukraina. Justrus selama invasi berlangsung militer Kiev beberapa kali menerima pasokan senjata S-300P dari beberapa negara sekutu.

Kecanggihan Rudal S-300

Dilengkapi dengan sistem panduan untuk mengunci target secara otomatis, rudal S-300 dapat digunakan untuk mendeteksi serta melacak target musuh.

Rudal satu ini juga dapat menembak jatuh pesawat, drone, rudal jelajah hingga balistik.

Seperti dilansir dari bvp service, rudal  S-300P  dirancang untuk menghancurkan sarana serangan udara aerodinamis dan juga balistik.

Baca juga: Presiden Andrzej Duda: Kemungkinan Besar Rudal Pertahanan Udara Ukraina Hantam Polandia

Dengan adanya sistem rudal anti pesawat, membuat S-300P  dapat menembak hingga enam target secara bersamaan.

Untuk operasi S-300P biasanya menggunakan isian hulu ledak  jenis 5V55K, 5V55R, dan 48N6 yang memiliki panjang hingga 7,50 m dengan berdiameter 0,51 m yang dapat melesat mencapai target dengan jarak 4.300 km sampai  10 ribu km per jam.

Baca juga: Pejabat AS Sebut Rudal yang Hantam Polandia Ditembakkan Ukraina

Dengan kelebihan ini S-300 menjadi salah satu senjata terkuat yang ada di Ukraina dalam melawan Rusia.

Cara Kerja Rudal S-300

Pada dasarnya, sistemnya S-300 terdiri dari empat peluncur hulu ledak yang diletakkan di atas truk.

Sebelum rudal ini ditembakan pada musuh, radar pengintai jarak jauh yang terdapat dalam sistem rudal ini akan melacak target musuh hingga jarak 300 kilometer.

Setelah itu, informasi tersebut akan dikirimkan  ke kendaraan komando, usai target potensial selesai dikonfirmasi barulah rudal S-300 dilepaskan ke wilayah musuh.

Dalam sekali menembakkan serangan, sistem pertahan udara ini ini dapat mengeluarkan dua rudal sekaligus.

Meski sistem S-300  bekerja secara otomatis, namun S-300 dapat dioperasikan secara manual. Dengan berbagai kelebihannya itu, S-300 dipandang sebagai salah satu pertahanan udara yang paling efektif.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved