KTT G20 Bali
Profil Sergey Lavrov, Menteri Luar Negeri Rusia yang Hadiri KTT G20 Bali
Berikut ini profil Sergey Lavrov, Menteri Luar Negeri Rusia yang menghadiri KTT G20 Bali.
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov menghadiri KTT G20 di Bali.
Sergey Lavrov mewakili Presiden Rusia, Vladimir Putin yang berhalangan hadir di KTT G20 Bali karena ada agenda lain.
"Ini adalah keputusan kepala negara, mengingat jadwalnya dan perlunya Presiden tetap tinggal di Federasi Rusia," kata Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dikutip dari AFP.
Lantas, siapa Sergey Lavrov?
Sergey Viktorovich Lavrov adalah seorang diplomat dan politikus Rusia yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Rusia sejak tahun 2004.
Dikutip dari IMDb, Sergey Lavrov pernah menjabat sebagai Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB dari tahun 1994 hingga 2004.
Baca juga: Wakili Vladimir Putin di KTT G20, Menlu Rusia Sergey Lavrov Tiba di Bali Tadi Malam
Sergey Lavrov lahir pada tanggal 21 Maret 1950 di Moskow, dari keluarga Ayah Armenia dari Tbilisi, RSS Georgia, dan ibu Rusia dari Noginsk, RSFS Rusia.
Di masa SMA, Lavrov lulus dengan medali perak.
Lavrov sangat mencintai fisika, sehingga ia bercita-cita masuk ke Universitas Riset Nuklir Nasional di Moskow.
Namun, Lavrov masuk ke Institut Hubungan Internasional Negara Moskow (MGIMO) dan lulus pada tahun 1972.
Dikutip dari France24, Lavrov sempat mempelajari bahasa Sinhala, yakni bahasa asli di Sri Lanka.
Baca juga: Batal Hadiri KTT G20, Vladimir Putin Utus Menlu Sergey Lavrov Datang ke Bali
Setelah itu, Lavrov memulai karirnya sebagai diplomat di Sri Lanka pada tahun 1972 hingga 1976.
Di tahun 1976, Lavrov harus kembali ke Moskow dan bekerja sebagai sekretaris ketiga dan kedua di Bagian Hubungan Ekonomi Internasional Uni Soviet.
Setelahnya, pada tahun 1981, Lavrov dikirim sebagai penasihat senior misi Soviet untuk PBB di New York, Amerika Serikat.
Setelah menghabiskan 15 tahun bekerja di markas besar PBB di New York, Lavrov terlihat nyaman di Barat.
Akan tetapi, Lavrov telah dikritik oleh beberapa orang karena mengikuti garis Kremlin daripada mengarahkan kebijakan luar negerinya sendiri.

Baca juga: Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy akan Pidato di KTT G20 Bali Besok
Mantan Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson sempat berkelakar tentang Lavrov yang tidak diperbolehkan menari oleh Kremlin.
"Anda tidak dapat menari tango dengan Lavrov karena dia tidak diizinkan menari," kata Tillerson pada 2017 silam.
Setelah satu tugas di PBB, Lavrov bekerja di bawah menteri luar negeri reformis Andrei Kozyrev ketika Uni Soviet runtuh.
Dia diangkat sebagai wakil menteri luar negeri pada tahun 1992, tetapi kembali bekerja di New York pada tahun 1994 sebagai perwakilan tetap Rusia untuk PBB.
Pada tahun 2004, Putin mengangkat Lavrov sebagai menteri luar negeri, menggantikan Igor Ivanov yang telah ditunjuk oleh Boris Yeltsin.
Baca juga: Profil Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol yang Hadir di KTT G20 Bali
Dia mempertahankan jabatan menteri luar negerinya pada 2018 ketika Putin kembali memimpin Kremlin untuk keempat kalinya.
Lavrov telah menjadi suara Rusia melalui pasang surut hubungan AS-Rusia dan pencaplokan Krimea oleh Moskow pada 2014 dan dukungan untuk separatis di Ukraina timur.
Dia telah menjadi corong kampanye militer Rusia di Suriah dan perannya dalam krisis Libya terbaru dan terus-menerus melawan kritik Barat terhadap masalah hak asasi manusia negara itu.
(Tribunnews.com/Whiesa)