Media Ramai Soroti Perayaan Halloween di Arab Saudi, Dulu Dilarang Kini Digelar Besar-besaran
Perayaan Halloween yang dulu dilarang, digelar besar-besaran di Arab Saudi pada tahun ini. Hal ini menuai sorotan dari berbagai pihak.
"Adegan itu adalah tanda yang mencolok, dan sedikit mengerikan, dari perubahan yang telah melanda Arab Saudi sejak Putra Mahkota Mohammed bin Salman, sekarang pewaris takhta dan perdana menteri, mulai naik ke tampuk kekuasaan pada tahun 2015," lapor New York Times.
Netizen di media sosial terpecah, ada yang mendukung dan menentang perayaan ini.
"Gambar-gambar ini diambil di Riyadh. Putra mahkota Mohammad Bin Salman, telah mulai mengizinkan Perayaan Halloween di Arab Saudi, atas nama "reformisme".
"Ini bukan reformisme atau inovasi melainkan aib dan degenerasi. Kami tidak menerima ini!" kata Ramazan Izol, penulis penelitian dan Presiden Dewan Pemuda Dunia Turki di Twitternya.
Yahya al-Hazzazi, salah satu warga Saudi mengatakan kepada New York Times bahwa negaranya sedang berubah.
"Jika kami kembali seperti dulu, ini bukan bagian dari adat dan tradisi kami," katanya.
Sementara itu, seorang peserta pesta menilai Halloween hanya untuk bersenang-senang.
"Ini adalah perayaan yang luar biasa, jujur, dan ada semangat kegembiraan," kata Abdulrahman, peserta Halloween yang mengenakan kostum makhluk mitologi Amerika Utara, Wendigo.
"Kalau soal haram atau halal, saya tidak tahu. Kami merayakannya hanya untuk bersenang-senang dan tidak ada yang lain. Kami tidak percaya pada apapun," imbuhnya.
Media Iran turut menyoroti perayaan Halloween di Arab Saudi dalam laporannya bertajuk 'Halloween in Saudi Arabia: Ignorance under mask of modernity'.
Dikatakan Tehran Times, perayaan ini menyulut kontroversi mengenai hukum halal dan haramnya merayakan acara-acara non-Islam di sana.
Beberapa orang mengatakan bahwa Arab Saudi mengikuti tren terbaru dan berbahaya untuk menikmati Halloween atau perayaan lainnya.
Namun pemerintahan MBS juga dikritik karena memilih merayakan acara Barat ini, sementara menolak adanya Maulid Nabi Muhammad.
"Beberapa orang percaya bahwa perayaan Halloween di Arab Saudi dimaksudkan untuk menambahkan lapisan modernitas pada ketidaktahuan yang tertanam dalam Westoxification tak terkendali yang diadopsi oleh pemerintah Saudi dalam masyarakat dengan akar Islam yang dalam," lapor Tehran Times.

Baca juga: Sebelum Tragedi Halloween Itaewon, Polisi Terima 79 Telepon Darurat Masuk, Hanya 4 yang Direspons
Baca juga: Profil Mohammed bin Salman, Putra Mahkota Arab Saudi
Grand Mufti Sheikh Abdul Aziz Al-Asheikh pernah menjelaskan alasan tidak merayakan ulang tahun Nabi Muhammad SAW pada tahun 2015 lalu.