Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Pertempuran di Kherson Memanas, Pasukan Ukraina Berusaha Tembus Pertahanan Rusia

Perang memanas, pasukan Ukraina berusaha menembus pertahanan pasukan Rusia di Kherson.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
ALEXANDER NEMENOV / AFP
Tentara Rusia berjalan di sepanjang jalan di Mariupol pada 12 April 2022. - Perang memanas, pasukan Ukraina berusaha menembus pertahanan pasukan Rusia di Kherson. 

TRIBUNNEWS.COM - Pertempuran di wilayah Kherson, Ukraina selatan kian memanas saat pasukan Ukraina berusaha menembus pertahanan pasukan pendudukan Rusia di sana.

Di sisi lain, pemerintah yang ditunjuk Rusia di Kherson menekan warga sipil untuk menyelamatkan diri dari kota tersebut.

Dilansir CNN, baik Rusia maupun Ukraina sama-sama melaporkan pertempuran sengit di distrik Beryslav di Kherson yang saat ini diduduki Rusia. 

Di sana, pasukan Kyiv masih berusaha menerobos pertahanan pasukan Moskow.

Kirill Stremousov, pejabat yang ditunjuk Rusia di wilayah Kherson, mengatakan di Telegram bahwa Ukraina "mencoba dengan segala cara yang mungkin, dengan pertempuran pengintaian, untuk menerobos ke arah Beryslav."

Namun, kata Stremousov, semua upaya itu berhasil dipatahkan tentara Rusia.

Baca juga: Serangan Rusia Mengganas, Anggota NATO Tingkatkan Kekuatan Militer di Level Siaga

Ia menambahkan sekitar 70 orang tewas dan beberapa peralatan tempur hancur.

Sementara itu, pejabat Ukraina di wilayah selatan mengatakan pasukan Rusia menembaki beberapa desa di daerah tersebut.

"Musuh terus bertahan dan mencoba mempertahankan garis pendudukan," kata Komando Operasi Selatan Ukraina.

Ia juga mengklaim sebuah helikopter serang Rusia telah ditembak jatuh di wilayah Kherson.

Sebagian besar pertempuran terjadi di pedesaan terbuka dan datar di sebelah barat Sungai Dnipro.

Rusia menanggapi tekanan dari pasukan Kyiv di Kherson dengan melakukan penembakan menggunakan tank dan artileri di wilayah yang luas, menurut Staf Umum Ukraina.

Seorang tentara Ukraina berdiri di luar sebuah sekolah yang terkena roket Rusia di selatan Ukraina desa Zelenyi Hai antara Kherson dan Mykolaiv, kurang dari 5 km dari garis depan pada 1 April 2022.
Seorang tentara Ukraina berdiri di luar sebuah sekolah yang terkena roket Rusia di selatan Ukraina desa Zelenyi Hai antara Kherson dan Mykolaiv, kurang dari 5 km dari garis depan pada 1 April 2022. - Perang memanas, pasukan Ukraina berusaha menembus pertahanan pasukan Rusia di Kherson. (BULENT KILIC / AFP)

Beberapa pemukiman di Zaporizhzhia diserang, dan kota Mykolaiv juga diserang lagi pada Senin malam.

Dua rudal S-300 menghantam kota dan satu bangunan tempat tinggal dihancurkan. 

Di tengah perang itu, warga sipil terus meninggalkan Kherson.

Menurut pihak Ukraina, orang-orang diusir dari rumah mereka dan dipaksa menyeberang ke tepi timur Sungai Dnipro.

"Penjajah mengusir orang secara massal dari rumah mereka," menurut Vitaliy Kim, kepala administrasi regional Mykolaiv.

"Rusia, dengan mengorbankan penduduk sipil di wilayah Kherson, menciptakan kondisi hidup untuk mereka yang dimobilisasi, sehingga mereka suka tinggal di sana."

"Mereka akan membuat zona yang hampir termiliterisasi di tepi timur Dnipro, semacam penyangga dekat Krimea," kata Kim di Telegram.

Diketahui, Rusia mengevakuasi warga sipil di Kherson sambil memperkuat pertahanan mereka di wilayah tersebut.

Langkah ini dipandang sebagai pelanggaran HAM oleh badan kemanusiaan.

Ukraina Minta Undangan KTT G20 Putin Dicabut

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina menuntut Rusia dikeluarkan dari keanggotaan Kelompok 20 atau G20.

Selain itu, Ukraina menginginkan undangan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dalam KTT G20 di Bali yang digelar November ini segera dicabut.

"Putin secara terbuka mengakui memerintahkan serangan rudal terhadap warga sipil Ukraina dan infrastruktur energi," tulis juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Oleg Nikolenko di Twitter, Selasa (1/11/2022).

"Dengan tangannya yang berlumuran darah, dia tidak boleh duduk di meja dengan para pemimpin dunia."

"Undangan Putin ke KTT Bali harus dicabut, dan Rusia dikeluarkan dari G20," tegasnya, dilansir Al Jazeera

Menurut laporan Euronews pada Jumat (28/10/2022), Presiden Vladimir Putin mengatakan belum memutuskan apakah akan menghadiri KTT G20 di Indonesia. 

Pemimpin Rusia itu mengaku akan mengirim delegasinya jika nanti tidak menghadiri KTT yang dijadwalkan pada 15-16 November di Bali.

Sementara itu, Gedung Putih telah telah mengkonfirmasi kehadiran Presiden AS Joe Biden dalam pertemuan puncak G20.

Dalam pernyataannya pada Jumat (28/10/2022), Gedung Putih mengatakan Biden akan berada di Bali dari 13 hingga 16 November.

Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri sesi pleno forum Klub Diskusi Valdai di wilayah Moskow pada 27 Oktober 2022.
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri sesi pleno forum Klub Diskusi Valdai di wilayah Moskow pada 27 Oktober 2022. - Perang memanas, pasukan Ukraina berusaha menembus pertahanan pasukan Rusia di Kherson. (Sergei GUNEYEV / SPUTNIK / AFP)

Baca juga: Ukraina Minta Undangan KTT G20 untuk Putin Dicabut: Tangannya Berlumuran Darah

Baca juga: Rusia Hentikan Mobilisasi Parsial, Vladimir Putin Akui Kesalahan

Sebelum terbang ke Indonesia, Biden akan menghadiri sejumlah pertemuan di Asia.

Tujuan pertamanya ke Mesir, untuk menghadiri konferensi COP27 PBB pada 11 November.

Kemudian presiden AS akan mengunjungi Kamboja pada 12 November untuk berpartisipasi dalam KTT tahunan AS-ASEAN dan KTT Asia Timur.

Gedung Putih mengatakan Wakil Presiden Kamala Harris akan melakukan perjalanan ke Thailand untuk menghadiri KTT Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik yang dijadwalkan pada 18 dan 19 November.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved