Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

22 Negara Antre Beli Drone Bersenjata Buatan Iran Setelah Digunakan Perang Rusia Vs Ukraina

Drone buatan Iran telah menarik banyak perhatian dunia karena keterlibatannya selama beberapa minggu terakhir dalam konflik Rusia-Ukraina.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
HO
Seorang pejabat militer Iran mengungkapkan sebanyak 22 negara mengajukan permintaan resmi untuk membeli drone bersenjata Iran. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Seorang pejabat militer Iran mengungkapkan sebanyak 22 negara mengajukan permintaan resmi untuk membeli drone bersenjata Iran.

Pernyataan tersebut diumumkan selama pertemuan di Universitas Imam Hossein oleh Mayor Jenderal Yahya Rahim Safavi, mantan komandan Korps Pengawal Revolusi Islam dan ajudan militer terkemuka untuk Pemimpin Tertinggi Iran.

Drone buatan Iran telah menarik banyak perhatian dunia karena keterlibatannya selama beberapa minggu terakhir dalam konflik Rusia-Ukraina.

Baca juga: Akankah Isu Penjualan Drone Iran ke Rusia Berdampak pada Kesepakatan Nuklir?

Melansir dari EurAsian Times, penggunaan drone yang dikenal dengan sebutan "Kamikaze" ini telah didokumentasikan dengan baik, menyebabkan para analis menyimpulkan bahwa konflik ini mengindikasikan dimulainya jenis peperangan baru.

Drone buatan Turki telah mendapat pengakuan serupa atas kemampuannya untuk menggagalkan formasi tank Rusia di awal konflik tersebut dimulai.

Menyusul kabar penggunaan drone Turki di perang Ukraina, membuat permintaan atas senjata ini meningkat di pasar global.

Rahim Safavi mengatakan 22 negara "meminta untuk membeli drone Iran", dan mencatat negara-negara tersebut antara lain Venezuela, Aljazair, Armenia, Tajikistan, Serbia, dan negara-negara lain saat ini menjadi kandidat untuk membeli drone Iran.

Rahim menekankan sebagian besar peralatan pertahanan sekarang dibangun secara lokal, mencatat bahwa sebelum Revolusi Islam, Iran sangat bergantung pada peralatan impor.

Keberhasilan Revolusi Islam dan perang selama delapan tahun yang dilancarkan Iran adalah dua peristiwa penting yang mengubah dunia modern, kata Rahim. Dia menyatakan "benteng dunia sepihak telah berubah" dan "era baru telah dimulai."

Iran telah meningkatkan kemampuan pertahanannya menggunakan keahlian domestik selama beberapa tahun terakhir. Sementara Rusia menggunakan drone buatan Iran dalam serangan baru-baru ini untuk menargetkan sasaran Ukraina.

Pesaing Drone Turki

Iran telah memasarkan drone Kamikaze atau Shahed-136 sebagai salah satu drone yang paling kuat, dan para ahli mencatat operasi militer Rusia mendapat manfaat dari penggunaan senjata itu.

Drone Iran bisa menjadi pilihan yang baik bagi negara-negara yang bukan sekutu Amerika Serikat (AS) atau bagi negara yang tidak dapat menerima drone buatan Turki karena berbagai alasan.

Baca juga: Dahsyatnya Drone Iran, Bak Kawanan Tawon Hantui Langit Ukraina, Porak-porandakan Ibu Kota Kiev

Walaupun drone buatan Iran dan Turki berbeda secara signifikan, namun tidak memungkinkan Shahed-136 akan menjadi tantangan baru bagi drone Turki di pasar global.

Shahed-136 buatan Iran dan TB-2 buatan Turki berkontribusi dalam menghancurkan senjata yang digunakan pasukan lawan dalam perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.

Penjualan ekspor drone Turki meningkat secara signifikan karena kinerjanya. Perusahaan Turki Baykar Technology telah menandatangani kontrak dengan 24 negara yang ingin mendapatkan drone Bayraktar TB2.

Keberhasilan ekspor drone Turki disebabkan oleh keahlian operasional mereka yang sangat baik. Qatar merupakan pelanggan drone pertama Turki, yang memesan drone Bayraktar Mini pada 2012. Qatar membuat pesanan tambahan untuk enam drone Bayraktar TB2 pada 2018.

Sebelumnya EurAsian Times melaporkan, Iran kemungkinan akan menjual drone buatannya ke Armenia, yang memiliki konflik dengan Azerbaijan. Di sisi lain, Azerbaijan menggunakan drone buatan Turki yang dikerahkan selama perang Nagorno-Karabakh pada 2020.

Drone Iran yang digunakan oleh pasukan Rusia menunjukkan keefektifannya di Ukraina. Pada 19 Oktober, pesawat tak berawak Kamikaze diluncurkan ke fasilitas listrik, mengakibatkan diadakannya konferensi darurat oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk mencegah “kerusakan sistem energi Ukraina”.

Pesawat tak berawak itu dilengkapi dengan bom ringan seberat 90 pon yang cukup kuat untuk menghancurkan pangkalan transformator, menurut pensiunan Jenderal AS Frank McKenzie, yang pernah memimpin pasukan AS di Timur Tengah.

“Jika Anda meluncurkan cukup banyak, teorinya adalah Anda akan mampu mengatasi pertahanan udara karena mereka terbang di ketinggian rendah, dan mereka sangat murah untuk diproduksi,” kata McKenzie.

Kebangkitan Iran sebagai produsen drone akan mengarah ke era baru perang drone dan meningkatkan posisi Iran di sektor pertahanan dunia, serta memberikan kesempatan bagi Teheran untuk bersaing dengan Turki.

Namun, sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan sekutunya juga menjadi tantangan bagi Iran karena dapat menghambat kemajuan drone serta senjata buatan Teheran.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved