Jepang dan Australia Tandatangani Pakta Keamanan Baru untuk Lawan China
Kedua pemimpin negara itu menyampaikan perjanjian tersebut akan berfungsi sebagai kompas untuk kerja sama keamanan pada dekade berikutnya.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, SYDNEY – Australia dan Jepang sepakat untuk berbagi lebih banyak intelijen dan memperdalam kerja sama militer, sebagai bagian pakta keamanan melawan kehadiran militer China yang berkembang di kawasan Asia Pasifik.
Dilansir dari Aljazeera, Minggu (23/10/2022) Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan kedua negara akan melakukan pertukaran intelijen dan mengadakan latihan militer bersama.
Kedua pemimpin negara itu juga menambahkan bahwa perjanjian tersebut akan berfungsi "sebagai kompas" untuk kerja sama keamanan pada dekade berikutnya.
Baca juga: Amerika, Jepang, China hingga HRW Kecam Tindakan Myanmar Eksekusi 4 Aktivis Anti-kudeta
“Deklarasi penting ini mengirimkan sinyal kuat ke wilayah keselarasan strategis kami," kata Albanese,
Sementara itu, Kishida mengatakan bahwa dia akan mengambil keputusan untuk memeriksa semua opsi yang diperlukan dalam aspek pertahanan nasional, termasuk “kemampuan serangan balik”, dan dia juga akan memastikan peningkatan substansial pada anggaran pertahanan Jepang.
“Saya menyatakan tekad bahwa semua opsi yang diperlukan untuk pertahanan negara kita, termasuk yang disebut kemampuan serangan balik, akan dipertimbangkan dan kemampuan pertahanan Jepang akan diperkuat secara fundamental dalam lima tahun ke depan, yang didukung oleh Anthony,” kata Kishida.
Pada bulan Mei, Kishida dan Albanese telah berjanji untuk bekerja menuju deklarasi bilateral baru tentang kerja sama keamanan.
Baca juga: Korea Utara Lagi-lagi Luncurkan Rudal, Tindakan Korut Dinilai Mengancam Perdamaian & Keamanan Jepang
Selain itu, kedua pemimpin negara juga membahas perubahan iklim, menyatakan dukungan untuk transisi regional ke emisi nol karbon bersih dan meningkatkan investasi dalam teknologi energi bersih.
“Australia dan Jepang berkomitmen kuat untuk mencapai netralitas karbon pada 2050,” kata Albanese.
Di antara upaya itu, Albanese dan Kishida sepakat untuk membangun rantai pasokan yang aman antara kedua negara, termasuk yang diperlukan untuk mengembangkan teknologi hijau di masa depan.