Sri Lanka Bangkrut
Usai Digeruduk Warga, Presiden Sri Lanka dan Seluruh Kabinet Pilih Mengundurkan Diri
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa dan seluruh anggota kabinet memilih mengundurkan diri menyusul aksi masyarakat geruduk kediaman resmi.
Polisi membiarkan ratusan masyarakat yang ingin masuk ke dalam kediaman presiden atau mengunjungi gedung-gedung era kolonial.
"Kami tidak akan ke mana-mana sampai presiden ini pergi dan kami memiliki pemerintahan yang dapat diterima oleh rakyat," kata Jude Hansana, salah satu pengunjuk rasa.
Warga lain, Dushantha Gunasinghe, mengaku menempuh perjalanan ke Kolombo dari kota sejauh 130 km dengan berjalan karena krisis bahan bakar.
Dia mengaku baru sampai pada Senin pagi.
"Saya sangat lelah sehingga saya hampir tidak bisa berbicara," kata pria 28 tahun itu sambil duduk di kursi plastik di luar kantor presiden.
"Saya datang sendirian sejauh ini karena saya yakin kita perlu menyelesaikan ini. Pemerintah ini harus pulang dan kita membutuhkan pemimpin yang lebih baik."
Di Mana Perdana Menteri dan Presiden?

Rajapaksa dan Wickremesinghe tidak berada di kediaman mereka ketika para pengunjuk rasa menyerbu ke dalam gedung dan tidak terlihat di depan umum sejak Jumat (8/7/2022).
Keberadaan Rajapaksa tidak diketahui, tetapi tim media PM Wickremesinghe dalam pernyataannya menyebut presiden mengadakan pertemuan dengan para menteri kabinet di kantor perdana menteri pada Senin pagi.
Pada Sabtu lalu, rumah pribadi Wickremesinghe di pinggiran Kolombo dibakar massa.
Polisi mengamankan tiga tersangka aksi pembakaran tersebut.
Menurut pakar konstitusi, setelah presiden dan perdana menteri secara resmi mengundurkan diri, langkah selanjutnya adalah penunjukan ketua sebagai penjabat presiden.
Parlemen akan memilih presiden baru dalam waktu 30 hari untuk menyelesaikan masa jabatan Rajapaksa yang akan berakhir pada 2024.
Masyarakat Sri Lanka menyalahkan Presiden Rajapaksa atas runtuhnya ekonomi.
Selain karena sektor utama yakni pariwisata terdampak pandemi Covid-19, kebijakan Rajapaksa melarang pupuk kimia ternyata merugikan petani.

Baca juga: Bobol Rumah Presiden Gara-gara Negaranya Bangkrut, Demonstran Sri Lanka Temukan Uang Jutaan Rupee