Minggu, 5 Oktober 2025

Kunjungan Jokowi ke Rusia dan Ukraina

Tidak Ada Pemimpin Negara di Dunia yang Diterima Secara Terbuka oleh Rusia dan Ukraina Selain Jokowi

Tidak ada pemimpin negara di dunia yang bisa diterima secara terbuka oleh Rusia dan Ukraina, selain Presiden RI Joko Widodo.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Dewi Agustina
Kolase Tribunnews
Foto Presiden Jokowi saat bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (kiri) dan Foto Presiden Jokowi saat bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan). Sampai saat ini tidak ada pemimpin negara di dunia yang bisa diterima secara terbuka oleh Rusia dan Ukraina, selain Presiden RI Joko Widodo. 

Hal tersebut, kata Bamsoet, sebelum rangkaian eksesnya memperluas bencana kemanusiaan akibat terganggunya rantai pasok bahan pangan dan mahalnya harga energi.

Indonesia, melalui Presiden Jokowi, telah mengambil inisiatif untuk upaya mengakhiri ketidakpastian tersebut.

"Inisiatif itu ditandai oleh pertemuan Presiden Joko Widodo dengan pemimpin Rusia dan pemimpin Ukraina, plus pertemuan dengan para pemimpin negara-negara anggota G-7," tandas Bamsoet.

Jokowi Lebih Berani dari Biden

Sebelumnya Direktur The Indonesia Intelligence Institute Ridlwan Habib menilai langkah Presiden Jokowi mengunjungi Rusia dan Ukraina, lebih berani dari Joe Biden, Presiden Amerika Serikat.

"Jokowi lebih berani dari Joe Biden, karena Biden hanya bisa berkomentar dari jauh, sedangkan Jokowi datang langsung menemui dua pihak yang bertikai," kata Ridlwan Habib di Jakarta.

Pengamat intelijen UI itu menambahkan langkah Jokowi sangat strategis di tengah ketidakpastian global.

Baca juga: Media Rusia Bocorkan Skandal Anak Joe Biden, Habiskan Puluhan Ribu Dolar Bersama Wanita Penghibur

Seperti diketahui Presiden Jokowi mengunjungi Kyiv Ukraina dan Moskow Rusia dalam rangkaian lawatan Eropa.

Publik pun memuji langkah Jokowi sebagai tindakan yang berani.

"Dunia terancam krisis energi dan krisis pangan karena perang Ukraina dan Rusia, langkah Jokowi menemui kedua pemimpin negara itu benar-benar ditunggu publik dunia," kata Ridlwan.

Meski begitu, alumni S2 Kajian Intelijen UI itu mengingatkan agar faktor keamanan benar-benar dihitung.

"Setidaknya ada 3 risiko keamanan yang mesti diwaspadai Paspampres dan komunitas Intelijen Indonesia yang bertugas saat kunjungan," ujar Ridlwan.

Ancaman pertama, risiko colateral war atau dampak tak disengaja saat kunjungan.

Karena Kyiv masih menjadi sasaran Rusia, bukan tidak mungkin pada saat kunjungan Jokowi bersamaan dengan serangan pesawat tempur atau rudal jarak jauh.

"Mungkin tidak ditujukan pada Presiden Jokowi, tapi karena berada di kota yang sama, harus waspada dampaknya," ujar Ridlwan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved