Konflik Rusia Vs Ukraina
AS: Angkatan Laut Rusia Diperintahkan Pasang Ranjau di Pelabuhan Laut Hitam Ukraina
Angkatan Laut Rusia diperintahkan untuk memasang ranjau di pelabuhan Odesa dan Ochakiv serta menambang Sungai Dnieper sebagai bagian blokade gandum.
TRIBUNNEWS.COM - Intelijen Amerika Serikat (AS) mengatakan Angkatan Laut (AL) Rusia diberi perintah untuk memasang ranjau di pelabuhan Odesa dan Ochakiv.
Mereka juga diperintahkan menambang Sungai Dnieper sebagai bagian dari blokade ekspor gandum Ukraina.
Para pejabat AS juga merilis gambar satelit yang menunjukkan kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan rudal Rusia awal bulan ini di terminal biji-bijian terbesar kedua di Ukraina, Mykolaiv.
Rusia telah membantah meletakkan ranjau di sekitar pelabuhan Laut Hitam.
Moskow juga membalikkan tuduhan di Kyiv, mengklaim Ukraina telah menambang pelabuhan mereka sendiri.
Baca juga: AS Bingung Kirim Gray Eagle Atau Jet F-16, Ukraina Bukan Afganistan, Drone Bakal Jadi Santapan Rusia
Baca juga: UPDATE Serangan Rusia ke Ukraina Hari ke-121, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi

Dilansir The Guardian, AS mengatakan intelijennya menunjuk pada strategi terpadu Rusia untuk memotong bentangan pantai yang masih di bawah kendali Ukraina.
“Amerika Serikat memiliki informasi bahwa armada Laut Hitam berada di bawah perintah untuk secara efektif memblokade pelabuhan Ukraina di Odesa dan Ochakiv,” kata seorang pejabat AS.
“Kami dapat mengonfirmasi bahwa terlepas dari klaim publik Rusia bahwa mereka tidak menambang Laut Hitam barat laut, Rusia sebenarnya menyebarkan ranjau di Laut Hitam dekat Ochakiv," imbuh pejabat tersebut.
"Kami juga memiliki indikasi bahwa pasukan Rusia sebelumnya menambang Sungai Dnieper.”
“Dampak dari tindakan Rusia, yang telah menyebabkan penghentian perdagangan maritim di sepertiga utara Laut Hitam dan membuat kawasan itu tidak aman untuk navigasi, tidak dapat diremehkan, karena ekspor lintas laut Ukraina sangat penting untuk ketahanan pangan global,” kata pejabat itu.
Pernyataan pejabat tersebut menunjukkan bahwa Ukraina memasok sepersepuluh dari ekspor gandum global dan sekitar 95 persen dari ekspor tersebut meninggalkan negara itu melalui pelabuhan Laut Hitam.
Baca juga: Pesawat Militer Rusia Kecelakaan, Jet Terbakar Lalu Menabrak Tanah, Dua Orang Dikabarkan Tewas
Baca juga: Bank Pembangunan Eropa Beri Pinjaman 316 Juta Dolar AS ke Moldova untuk Memutus Pasokan Gas Rusia

Kapal kargo dikawal lewati Laut Hitam
Rute darat alternatif sedang diperiksa, sementara Inggris telah menawarkan keahlian teknis ke Turki, yang telah menawarkan untuk mengawal kapal kargo melalui Laut Hitam.
Namun, Ankara mengatakan belum dapat menetapkan tanggal pertemuan dengan pejabat Rusia untuk membahas konvoi biji-bijian yang diusulkan.
AS juga mendeklasifikasi citra satelit pada hari Kamis yang menunjukkan skala kerusakan yang ditimbulkan dalam serangan Rusia pada tanggal 4 Juni di terminal biji-bijian Nika-Tera di Mykolaiv, yang terbesar kedua di Ukraina.
“Gambar tersebut memperjelas bahwa invasi Rusia ke Ukraina telah menyebabkan penghancuran tiga silo biji-bijian di lokasi itu serta sistem konveyor yang memuat biji-bijian ke kapal,” kata pejabat AS.
“Karena serangan Rusia, kapasitas ekspor terminal biji-bijian telah berkurang setidaknya sepertiga.”
Baca juga: Hongaria Minta Uni Eropa Hentikan Sanksi ke Rusia
Baca juga: Jerman Keluarkan “Alarm Peringatan” Atas Penurunan Pasokan Gas Rusia
Peringatan kelaparan global
Dikutip Ny post, awal bulan ini, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres memperingatkan kelaparan global.
Guterres mengatakan dampak perang terhadap ketahanan pangan, energi dan keuangan bersifat sistemik, parah dan semakin cepat.
Perang - ditambah dengan dampak pandemi COVID-19, kenaikan harga bahan bakar dan faktor lainnya - mengancam akan melepaskan gelombang kelaparan dan kemelaratan yang belum pernah terjadi sebelumnya, meninggalkan kekacauan sosial dan ekonomi di belakangnya," katanya.

Kremlin bantah memicu kelaparan global
Dikutip The Guardian, Kremlin secara resmi membantah mencoba memicu kelaparan global.
Awal pekan ini Margarita Simonyan, kepala outlet propaganda Rusia RT, menyarankan bahwa itu adalah strateginya.
“Kelaparan akan dimulai sekarang dan mereka akan mencabut sanksi dan berteman dengan kami," katanya kepada Forum Ekonomi St Petersburg.
"Mereka akan menyadari bahwa tidak mungkin untuk tidak berteman dengan kami,” imbuhnya.
Baca juga: Rusia Dihajar Sanksi Ekonomi, Kurs Rubel Malah Melesat ke Level Tertinggi
Baca juga: POPULER NASIONAL Momen Ganjar Hormat pada Puan dan Mega | Jokowi Dikawal Elite TNI ke Ukraina-Rusia
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)