100 Orang Tewas akibat Banjir dan Tanah Longsor di Brasil
Bencana banjir dan tanah longsor di timur laut Brasil menewaskan 100 orang, menurut pejabat setempat.
TRIBUNNEWS.COM - Korban jiwa akibat bencana banjir dan tanah longsor di timur laut Brasil mencapai 100 orang, menurut pejabat setempat.
Dilansir Al Jazeera menurut laporan AFP, tanah longsor menghancurkan pemukiman di luar Recife, ibu kota negara bagian Pernambuco.
Pejabat kebencanaan negara bagian mengatakan pada Selasa (31/5/2022) bahwa setidaknya 14 orang masih hilang.
Presiden Brasil, Jair Bolsonaro berjanji akan mengerahkan bantuan kepada korban terdampak, usai mengecek wilayah bencana pada Senin.
Bolsonaro menyinggung bencana serupa yang juga baru terjadi di pegunungan Rio de Janeiro, di negara bagian Bahia selatan, dan di negara bagian Minas Gerais.

Baca juga: BMKG Prediksi akan Terjadi Banjir Rob hingga 7 Juni 2022 di 15 Provinsi
Baca juga: Berita Foto : Korban Tewas Capai 100 Orang Akibat Hujan Lebat di Brasil
Banjir dan hujan lebat menewaskan ratusan orang dan memaksa ribuan orang mengungsi dari rumah mereka di daerah ini selama setahun terakhir.
"Sayangnya, bencana ini terjadi di negara seukuran benua," kata Bolsonaro.
"Kami semua jelas sedih. Kami menyampaikan simpati kami kepada anggota keluarga. Tujuan kami yang lebih besar adalah untuk menghibur keluarga dan juga, dengan sarana materi, melayani penduduk," imbuhnya.
Presiden Brasil ini mengumumkan bantuan senilai $210 juta untuk para korban.
Wilayah di Pernambuco yang menyatakan situasi darurat naik menjadi 24 pada Selasa (31/5/2022), menurut laporan media lokal, Folha de S Paulo.
Bencana alam juga telah memaksa hampir 6.200 orang keluar dari rumah mereka, kata surat kabar itu.
Ilmuwan menilai perubahan iklim mendorong curah hujan yang lebih tinggi, sehingga meningkatkan risiko banjir dan tanah longsor.
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), badan PBB yang bertugas menilai ilmu pengetahuan terkait perubahan iklim, telah melabeli Recife sebagai salah satu wilayah metropolitan paling rentan di dunia.
Dalam laporannya tahun 2007, IPCC mengatakan pesisir dataran rendah di beberapa negara Amerika Latin dan kota-kota besar seperti Buenos Aires, Rio de Janeiro dan Recife, paling rentan terhadap variabilitas iklim dan peristiwa hidrometeorologi ekstrem.
Pada laporan IPCC yang dirilis awal tahun ini juga memperingatkan bahwa daerah perkotaan yang kurang makmur tanpa kapasitas untuk beradaptasi dengan perubahan iklim akan menghadapi risiko paling besar.
Para ahli menghubungkan cuaca buruk di Brasil dengan La Niña, pola iklim di Samudra Pasifik yang dapat mempengaruhi cuaca di seluruh dunia.
Banyak faktor yang menyebabkan banjir, tetapi pemanasan atmosfer yang disebabkan oleh perubahan iklim membuat curah hujan ekstrem lebih mungkin terjadi.
Cerita Korban Longsor dan Banjir
BBC melaporkan, sekitar 1.200 penyelamat dikerahkan untuk menyisir lokasi bencana di negara bagian Pernambuco menggunakan perahu dan helikopter.
Seorang korban bernama Luiz Estevão Aguiar mengatakan kepada TV Globo bahwa dia kehilangan 11 kerabat.
"Adik saya, ipar saya, 11 orang dari keluarga saya meninggal. Sulit. Saya tidak mengharapkan ini," katanya sambil berlinang air mata.

Baca juga: Diguyur Hujan Deras, Dua RT di Cilandak Timur Jakarta Selatan Terendam Banjir
Baca juga: Korban Ungkap Detik-detik Longsor Tembok di Bogor: Ibu Berusaha Gendong Anak Selamatkan Diri
Sementara itu, Flávio José da Silva masih terus mencari ayah tirinya di reruntuhan rumah.
Ia mengaku sempat mendengar ayahnya, Gilvan, meminta pertolongan setelah kediamannya itu roboh.
"Aku di sini, di bawah tanah," kata Silva menirukan ayahnya.
"Kami berharap bisa menemukannya dalam keadaan hidup," ujarnya sambil menunjuk ke tumpukan puing.
Banjir dan tanah longsor yang mematikan telah menewaskan ratusan orang di Brasil selama setahun terakhir.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)