Kamis, 2 Oktober 2025

Ini 3 Negara Lain yang Temukan Kasus Monkeypox, Uni Emirat Arab Satu di Antaranya

Ketiga negara itu kini bergabung dengan 18 negara lainnya yang telah mendeteksi virus di luar basis penyebarannya di benua Afrika.

Marcel Hartawan
Salah seorang anak di Desa Negalsari yang diduga terkena Cacar Monyet 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, ABU DHABI - Uni Emirat Arab (UEA) menjadi negara Teluk pertama yang mencatat kasus cacar monyet (Monkeypox).

Begitu pula dengan Republik Ceko dan Slovenia yang juga melaporkan kasus pertama virus ini pada Selasa kemarin.

Ketiga negara itu kini bergabung dengan 18 negara lainnya yang telah mendeteksi virus di luar basis penyebarannya di benua Afrika.

Jumlah tersebut diperkirakan masih akan terus meningkat, namun para ahli mengatakan bahwa risiko keseluruhan untuk populasi umum masih tergolong rendah.

Perlu diketahui, wabah virus ini sebelumnya telah ditemukan di kawasan Eropa, Australia dan Amerika.

Baca juga: 16 Negara Laporkan Temuan Penyakit Cacar Monyet, Pemerintah Diminta Lakukan Edukasi Sejak Dini

Gejala yang sering ditemukan pada penderitanya termasuk diantaranya demam dan ruam, namun jenis infeksi ini biasanya tergolong ringan.

Dikutip dari laman BBC, Rabu (25/5/2022), di UEA, pejabat kesehatan mengumumkan satu kasus yang telah terdeteksi pada seorang pelancong yang mengunjungi Afrika Barat baru-baru ini, dan ia saat ini tengah menerima perawatan medis.

Pihak berwenang di negara itu pun mengatakan bahwa mereka 'sepenuhnya siap' untuk menangani wabah apapun.

Selain itu juga menekankan bahwa mereka telah memiliki protokol pengawasan awal untuk mendeteksi penyakit.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan virus tersebut dapat diatasi dengan respons yang tepat di negara-negara di luar Afrika yang biasanya tidak pernah mendeteksi virus ini.

"Kami mendorong anda semua untuk meningkatkan pengawasan terhadap Monkeypox untuk melihat di mana tingkat penularannya dan memahami ke mana arahnya," kata Direktur WHO untuk Kesiapsiagaan Bahaya Menular Global, Sylvie Briand dalam konferensi pada Selasa kemarin.

WHO menyebut bahwa wabah ini mungkin memang tidak biasa, namun tetap dapat dikendalikan.

Di luar Afrika, saat ini ada 237 kasus yang dikonfirmasi dan diduga Monkeypox.

Otoritas kesehatan di seluruh dunia bahkan telah mengumumkan rencana untuk menahan penyebaran virus tersebut.

Jerman mengaku telah memesan hingga 40.000 dosis vaksin Imvanex yang digunakan untuk mengobati cacar.

Vaksin ini diklaim efektif melawan Monkeypox dan akan disiapkan jika wabah memburuk.

"Siapapun yang telah divaksinasi menggunakan vaksin cacar bertahun-tahun lalu sebagai bagian dari upaya global untuk memberantas penyakit harus memiliki kekebalan yang ada," kata pejabat kesehatan Jerman.

Namun mereka menambahkan bahwa pengobatan yang lebih tua memiliki lebih banyak efek samping sehingga tidak cocok untuk memerangi wabah saat ini.

Sedangkan di Prancis yang telah mendeteksi 3 kasus, pejabat kesehatan mengumumkan kampanye vaksinasi yang ditargetkan pada orang dewasa yang baru saja terpapar.

Pihak berwenang di sana merekomendasikan agar vaksin diberikan dalam waktu 4 hari setelah terpapar, bahkan hingga 14 hari setelahnya jika diperlukan.

Di Inggris, para pejabat mengumumkan pada Selasa kemarin bahwa 14 kasus virus ini telah terdeteksi, sehingga jumlah total kasus di Inggris kini menjadi 71.

Monkeypox biasanya dikaitkan dengan perjalanan ke Afrika Tengah atau Barat, namun beberapa kasus yang terjadi di luar negara-negara ini justru tidak memiliki kaitan perjalanan.

Virus tersebut memang tidak menyebar secara mudah diantara masyarakat, namun dapat menyebar melalui:

1. menyentuh pakaian, tempat tidur maupun handuk yang digunakan oleh seseorang yang mengalami ruam Monkeypox.

2. menyentuh lepuh maupun luka terbuka pada kulit penderita Monkeypox.

3. batuk atau bersin orang yang terkena ruam Monkeypox.

Jika anda terinfeksi virus ini, biasanya diperlukan waktu antara 5 hingga 21 hari untuk munculnya gejala pertama.

Gejala Monkeypox ditandai demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, kedinginan dan kelelahan.

Ruam pun dapat berkembang, seringkali dimulai pada wajah, kemudian menyebar pada bagian tubuh lainnya.

Ruamnya berubah dan melewati tahapan yang berbeda, sedikit seperti cacar air, sebelum akhirnya membentuk keropeng yang akhirnya rontok.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved