POPULER Internasional: Pasukan Ukraina di Mariupol Menyerah | Rusia Kerahkan Rudal Dekat Finlandia
Rangkuman berita populer Internasional, di antaranya nasib tentara Ukraina di pabrik baja Mariupol yang menyerahkan diri.
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Berita internasional didominasi oleh invasi Rusia di Ukraina.
Rusia mengatakan hampir 1.000 orang Ukraina telah menyerah di pabrik baja Azovstal yang terkepung di Mariupol, bagaimana nasib mereka sekarang?
Sementara itu, G7 dan Uni Eropa berencana mengambil cadangan aset Rusia yang dibekukan dan membelanjakannya atas nama Ukraina.
Soal Finlandia yang segera menjadi anggota NATO, Rusia dilaporkan mengirim rudal berkekuatan nuklir ke perbatasan, apakah itu suatu bentuk ancaman?
Berikut berita populer internasional selengkapnya dalam 24 jam terakhir.
1. Nasib Pasukan Ukraina yang Menyerah di Pabrik Baja Azovstal, Rusia Sebut Jumlah Hampir 1.000 Orang
Rusia mengatakan hampir 1.000 orang Ukraina telah menyerah di pabrik baja Azovstal, sejak Senin (16/5/2022).
Hal tersebut dikatakan langsung oleh Kementerian Pertahanan Rusia.
Juru bicara kementerian Rusia, Mayjen Igor Konashenkov, mengatakan pada Rabu (18/5/2022), bahwa total 959 tentara Ukraina, termasuk 80 terluka, telah meletakkan senjata mereka dan menyerah sejak 16 Mei.
Dia menegaskan kembali bahwa 51 yang terluka dikirim ke rumah sakit di Novoazovsk, yang berada di wilayah Republik Rakyat Donetsk.
Seperti diketahui wilayah Republik Rakyat Donetsk yang dideklarasikan sendiri oleh Rusia, dikutip Tribunnews dari CNN.

Konashenkov mengatakan bahwa dalam satu hari terakhir saja, 694 pejuang Ukraina telah menyerah di Azovstal.
Pihak Ukraina belum memberikan info terbaru terkait jumlah pejuangnya yang telah meninggalkan Azovstal.
Ataupun status negosiasi untuk pertukaran para pejuang Ukraina dengan tahanan Rusia.
Baca juga: Presiden AS Biden ke Jepang 23 Mei, Umumkan IPEF 8 Anggota, Indonesia Masih Dinantikan
Baca juga: Jerman Modernisasi Leopard Hadapi Kemajuan Tank Tempur Utama Rusia
Sebagian besar tentara Azovstal tampaknya telah dibawa ke Olenivka, sebuah kota di dekat garis depan Ukraina tetapi wilayahnya sudah dikendalikan oleh Rusia.
Sementara itu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada hari Selasa, bahwa proses negosiasi untuk mengevakuasi tentara terakhir dari pabrik baja Azovstal berlanjut dengan Rusia.
2. Kremlin Berang atas Rencana G7 dan UE Rebut Aset Rusia, Sebut sebagai Pencurian Langsung
Kremlin buka suara terkait rencana G7 dan Uni Eropa untuk merebut cadangan aset Rusia yang dibekukan dan membelanjakannya atas nama Ukraina.
Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan kepada wartawan, tidak ada yang memberi tahu Rusia tentang rencana semacam itu.
Dikuti dari Reuters, menurutnya, jika rencana itu benar-benar dilaksanakan, adalah "ilegal, terang-terangan, dan tentu saja membutuhkan tanggapan yang tepat. Sebenarnya (rencana itu) adalah pencurian langsung."
Seperti diketahui, Menteri Keuangan Jerman, Christian Lindner, dalam wawancara bersama harian bisnis Jerman dan tiga surat kabar lainnya, mengaku terbuka terkait gagasan menyita aset negara Rusia untuk membiayai rekonstruksi Ukraina.
"Saya secara politis terbuka untuk gagasan menyita aset asing Bank Sentral Rusia," ujarnya, menambahkan bahwa rencana ini sudah dibahas di antara G7 dan Uni Eropa, sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: Nasib Pasukan Ukraina yang Menyerah di Pabrik Baja Azovstal, Rusia Sebut Jumlah Hampir 1.000 Orang
Baca juga: Kementerian Pertahanan Rusia: Hampir 1.000 Tentara Ukraina di Pabrik Baja Azovstal Menyerah
"Dalam kasus aset pribadi, kita harus melihat apa yang mungkin secara hukum," tambahnya.
"Kita harus menghormati hukum, bahkan jika berurusan dengan oligarki Rusia."
Mengenai kebijakan fiskal Uni Eropa, Lindner mengindikasikan ia bisa terbuka untuk berkompromi tentang penanganan masa depan aturan utang Uni Eropa.
Meskipun iia tidak dapat mendukung reformasi dengan pelunakan kriteria Maastricht - tulang punggung aturan fiskal UE - dia mengatakan, "aturan fiskal harus lebih realistis dan efektif."
"Tujuannya adalah agar semua ekonomi tumbuh dan memiliki keuangan publik yang berkelanjutan."
3. Rusia Dilaporkan Kerahkan Rudal Berkemampuan Nuklirnya ke Perbatasan Finlandia
Rusia dilaporkan telah memindahkan rudal yang mampu menembakkan hulu ledak nuklir di dekat perbatasannya dengan Finlandia.
Pemindahan rudal itu dilakukan saat Finlandia tengah berupaya bergabung dengan NATO.
Dilansir New York Post, konvoi dengan lebih dari selusin kendaraan militer bergerak di jalan raya.
Sebanyak tujuh kendaraan diperkirakan membawa rudal Iskander, menurut klip video yang dibagikan oleh Reuters pada Senin (15/5/2022)
Senjata-senjata itu dibawa ke Vyborg, sebuah kota Rusia dekat dengan perbatasan Finlandia, tak lama setelah Presiden Finlandia mengatakan mereka bergabung dengan NATO, ujar narator klip yang tidak disebutkan namanya itu.
"Sepertinya unit militer baru akan segera dibentuk di Vyborg atau wilayah tersebut," ujar sang narator.
Baca juga: NATO Memulai Latihan Militer Hedgehog di Baltik, Libatkan 10 Negara, Termasuk Swedia dan Finlandia
Baca juga: Tentukan Gabung Nato, Parlemen Finlandia Gelar Voting, Turki Tetap Menentang

Rudal balistik jarak pendek itu diperkirakan telah digunakan secara luas oleh Rusia.
Rudal itu diketahui siap menembakkan hulu ledak nuklir, kata para pejabat sebelumnya kepada Newsweek.
Seorang perwira senior Angkatan Udara AS yang mengerjakan senjata nuklir mengatakan kepada Newsweek bahwa komunitas intelijen mereka menganggap Iskander sebagai ancaman paling serius.
Video ini muncul beberapa hari setelah salah satu sekutu terdekat Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan NATO bahwa Rusia akan mengerahkan senjata nuklir dan rudal hipersonik jika Finlandia bergabung dengan aliansi militer pimpinan AS.
4. Pasutri di India Gugat Anak dan Menantu karena Tak Beri Cucu, Minta Ganti Rugi Rp 9,4 Miliar

Sepasang suami istri di India menggugat putra dan menantu perempuan mereka karena tidak memberikan cucu setelah enam tahun menikah.
Sadhana dan Sanjeev Prasad, yang tinggal di Haridwar, sebuah kota di negara bagian Uttarakhand utara, mengajukan petisi tersebut bulan ini.
Dalam petisi tersebut tertulis Sadhana dan Prasad meminta ganti rugi sebesar 50 juta rupee India atau sekira Rp 9,4 miliar kepada putra mereka, 35, dan istrinya, 31.
Pasangan itu juga mengklaim telah menghabiskan sekitar 20 juta rupee India atau sekira Rp 3,7 miliar untuk membesarkan putra mereka, yang merupakan anak tunggal.
"Mereka membesarkannya, mendidiknya, membuatnya mampu, menjadikannya pilot yang mahal," kata kuasa hukum pasangan itu, Arvind Srivastava, Senin (16/5/2022).
Baca juga: Gara-gara Belum Diberi Cucu, Orang Tua di India Gugat Anak Sendiri, Tuntut Ganti Rugi Rp9,4 Miliar
Baca juga: Orang Tua di India Gugat Anaknya karena Tak Berikan Cucu, Tuntut Ganti Rugi Rp9,4 Miliar
Pasangan itu ingin memiliki cucu sama seperti orang-orang di lingkungan mereka yang bisa bermain dengan cucu.
Mereka juga menegaskan bahwa mereka tidak menikahkan putra dan menantunya untuk hidup berdua saja.
Mereka mengancam untuk diberikan cucu tahun depan atau putra dan menantunya memberi uang ganti rugi.
"Mereka melihat orang-orang di lingkungan mereka bermain dengan cucu-cucu mereka dan merasa mereka juga harus memiliki cucu," kata Srivastava seperti dikutip CNN.
"Mereka bilang mereka tidak menikahkan (putra dan menantunya) supaya bisa hidup sendiri. Jadi mereka bilang tahun depan, beri kami cucu atau ganti rugi."
(Tribunnews.com)