Konflik Rusia Vs Ukraina
Penasihat Walikota Mariupol: Pasukan Rusia Blokir Semua Rute Evakuasi di Mariupol
Penasihat walikota Mariupol mengatakan pasukan Rusia telah memblokir semua rute evakuasi di Mariupol. Ada beberapa gedung yang masih layak ditinggali.
TRIBUNNEWS.COM - Seorang penasihat walikota Mariupol, Petro Andriushchenko mengatakan pada hari Rabu (11/5/2022) bahwa pasukan Rusia telah memblokir semua rute evakuasi ke luar kota.
Petro Andriushchenko menyebut ada beberapa gedung apartemen yang layak untuk ditinggali setelah berminggu-minggu pengeboman dan sangat sedikit makanan atau air minum.
Andriushchenko mengatakan beberapa penduduk yang tetap tinggal di kota itu bekerja sama dengan pasukan pendudukan Rusia dengan imbalan makanan, sebagaimana dikutip dari CTV News.
Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengatakan Ukraina telah menawarkan untuk membebaskan tawanan perang Rusia jika Rusia mengizinkan para pejuang yang terluka parah dievakuasi dari pabrik baja Mariupol.
Pasukan Rusia telah mengepung pabrik, benteng terakhir perlawanan Ukraina di kota pelabuhan selatan.
Baca juga: Rusia Gunakan Pembom Strategis ke Odessa, Ini Spek dan Riwayat Tupolev Tu-22M
Baca juga: Enam Fakta dan Efek Ukraina Hentikan Pasokan Gas Rusia ke Eropa
Vereshchuk mengatakan tidak ada kesepakatan yang tercapai tetapi negosiasi sedang berlangsung.
Para pejuang yang terperangkap di pabrik itu menolak untuk menyerah kepada Rusia, dengan mengatakan bahwa mereka takut disiksa atau dibunuh.
561 Tentara Garda Nasional Ukraina Tewas
Sebanyak 561 tentara dari Garda Nasional Ukraina, pasukan yang mencakup resimen Azov yang saat ini bersembunyi di pabrik baja Mariupol, telah tewas sejak perang dengan Rusia.
Selain 561 orang tewas, 1.697 tentara tambahan terluka sejak invasi dimulai pada 24 Februari lalu.
Demikian dikatakan oleh kepala Garda Nasional, Oleksiy Nadtochy dalam sebuah pengarahan online, Rabu (11/5/2022).

Angka terkait tentara yang tewas dalam pertempuran sangat jarang dirilis oleh pejabat Ukraina, baik kementerian pertahanan di Kyiv maupun mitranya di Rusia tidak memberikan informasi tentang kerugian militer mereka sendiri.
Dikutip dari VOA News, pada pertengahan April, Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan antara 2.500 dan 3.000 tentara Ukraina telah tewas sementara sekitar 10.000 lainnya terluka.
Zelensky mengaku sulit untuk mengatakan berapa banyak dari tentaranya yang akan selamat.
Pengawal Nasional Ukraina, yang berada di bawah kementerian dalam negeri, dibentuk pada Maret 2014 saat Rusia menguasai semenanjung Laut Hitam Krimea dan mengerahkan pasukan di perbatasan timur Ukraina.