Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Minta AS dan NATO Berhenti Pasok Senjata ke Ukraina: Menghambat Negosiasi Damai

Rusia meminta AS dan NATO berhenti untuk memasok senjata ke Ukraina karena dinilai menghambat proses negosiasi.

Penulis: Inza Maliana
AFP/ALEXANDER NEMENOV
Tentara dan sukarelawan Rusia membagikan roti di Mariupol pada 12 April 2022, saat pasukan Rusia mengintensifkan kampanye untuk merebut kota pelabuhan yang strategis, bagian dari serangan besar-besaran yang diantisipasi di Ukraina timur, sementara Presiden Rusia mengajukan kasus menantang untuk perang terhadap tetangga Rusia . (Photo by Alexander NEMENOV / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, kembali memperingatkan Amerika Serikat (AS) dan NATO terkait bantuan mereka terhadap Ukraina.

Lavrov meminta mereka untuk berhenti memasok senjata ke Ukraina.

Menurut Lavrov, memberi pasokan senjata ke Ukraina hanya akan memperpanjang perang.

"Jika AS dan NATO benar-benar tertarik untuk menyelesaikan krisis Ukraina, maka pertama-tama, mereka harus bangun dan berhenti memasok senjata dan amunisi kepada rezim Kyiv," kata Sergey Lavrov Dalam wawancara dengan kantor berita China, Xinhua, Sergey Lavrov, dikutip Tribunnews dari Aljazeera, Minggu (1/5/2022).

AS dan beberapa negara Eropa telah memasok senjata bernilai miliaran dolar ke Ukraina dalam perangnya melawan Rusia.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov (The Moscow Times)

Baca juga: Hentikan Ketergantungan Terhadap Rusia, Eropa Impor Minyak Mentah dari Amerika Serikat

Baca juga: Rusia Hancurkan Pabrik Baja Azovstal Mariupol, Padahal Banyak Warga Ukraina yang Sembunyi Bunker

Bahkan, Presiden AS Joe Biden telah meminta Kongres untuk menggelontorkan US$ 33 miliar untuk mendukung Ukraina.

Moskow telah berulang kali memperingatkan Washington agar tidak melanjutkan bantuan militernya ke Kyiv.

Menurut Rusia, memberikan bantuan militer kepada Ukraina sama seperti menuangkan minyak ke api perang.

Kremlin sebelumnya menyebut pengiriman senjata Barat ke Ukraina sebagai ancaman bagi keamanan Eropa.

Kini, Rusia mulai mengintensifkan operasi di wilayah Donbas timur Ukraina setelah gagal merebut Kyiv.

Update Negosiasi Damai

Lavrov mengatakan, sanksi Barat dan pengiriman senjata ke Ukraina justru menghambat negosiasi damai.

Menurutnya, pembicaraan terus berlanjut namun sulit mencapai kemajuan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy juga mengatakan kepada wartawan Polandia bahwa kemungkinan pembicaraan untuk mengakhiri konflik dapat berakhir tanpa kesepakatan apa pun.

Baca juga: Zelenskyy: Ukraina Segera Mengakhiri Kekurangan Bahan Bakar

Baca juga: Pemerintah Ukraina akan Jatuhi Hukuman 15 Tahun Penjara bagi Pengkhianat Negara

Selama sebulan terakhir ini, Zelensky menyebut tak ada pembicaraan damai antara Rusia Ukraina.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved