Ledakan di Kilang Minyak Ilegal Nigeria Tewaskan Lebih dari 100 Orang
Lebih dari 100 orang tewas dalam ledakan di depot penyulingan minyak ilegal di negara bagian Rivers Nigeria.
TRIBUNNEWS.COM - Kilang minyak ilegal di negara bagian Rivers Nigeria meledak hingga menewaskan Lebih dari 100 orang.
"Peristiwa kebakaran terjadi di sebuah situs bunkering ilegal dan itu mengakibatkan lebih dari 100 orang yang terbakar hingga tak bisa dikenali," kata komisaris negara bagian untuk sumber daya minyak, Goodluck Opiah, Sabtu (23/4/2022), dilansir Al Jazeera.
Pengangguran dan kemiskinan di Delta Niger penghasil minyak telah membuat penyulingan minyak mentah ilegal menjadi bisnis yang menarik tetapi dengan konsekuensi yang mematikan.
Minyak mentah disadap dari jaringan pipa yang dimiliki oleh perusahaan minyak besar dan disuling menjadi produk tangki darurat.
Proses yang membahayakan ini telah menyebabkan banyak kecelakaan fatal dan telah mencemari wilayah karena tumpahan minyak di lahan pertanian, anak sungai, dan laguna.
Baca juga: Zelensky Sebut Rusia Negara Teroris, Buntut Serangan Rudal di Odesa yang Tewaskan Bayi 3 Bulan
Baca juga: Warga Palestina & Polisi Israel Bentrok Lagi di Masjid Al-Aqsa, 57 Orang Terluka
Pusat Advokasi Pemuda dan Lingkungan mengatakan beberapa kendaraan yang mengantre untuk membeli bahan bakar ilegal terbakar dalam ledakan tersebut.
Fidelis Mbah dari Al Jazeera mengatakan bahwa ada puluhan bisnis minyak ilegal yang tersebar di Nigeria selatan.
“Para pemuda yang menganggur mencoba memproduksi minyak sendiri untuk dijual untuk bertahan hidup,” katanya, berbicara dari Abuja.
“Para pemuda tahu bahwa ini berbahaya tetapi karena tingkat kemiskinan, mereka telah bekerja di kilang ilegal.”
“Pemerintah mengatakan pemilik kilang ilegal itu saat ini dalam pencarian dan mereka telah ditetapkan sebagai buronan,” tambah Mbah.
"Mereka berharap jika dia ditangkap, mereka akan tahu persis apa yang terjadi."
Sebelumnya, sedikitnya 25 orang, termasuk beberapa anak-anak, tewas dalam ledakan dan kebakaran di kilang ilegal lainnya di negara bagian Rivers pada Oktober.
Sementara pada bulan Februari, pihak berwenang setempat mengatakan mereka telah memulai tindakan keras untuk mencoba menghentikan penyulingan minyak mentah curian, tetapi dengan sedikit keberhasilan.
Pejabat pemerintah memperkirakan bahwa Nigeria, produsen dan pengekspor minyak terbesar di Afrika, kehilangan rata-rata 200.000 barel minyak per hari, lebih dari 10 persen dari produksi akibat penyadapan atau perusakan jaringan pipa.
Itu telah memaksa perusahaan minyak untuk secara teratur menyatakan force majeure pada ekspor minyak dan gas.
(Tribunnews.com/Yurika)