Sabtu, 4 Oktober 2025

Militan Palestina dan Israel Saling Tembak Roket, Hamas Diduga Dalang Semua Serangan Udara Itu

Militan Palestina menembakkan empat roket ke Israel selatan dari Jalur Gaza yang kemudian dibalas serangan udara oleh militer Israel.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Sri Juliati
AFP/SAID KHATIB
Api dan asap membubung selama serangan udara Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan, 19 April 2022. (Photo by SAID KHATIB / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Militan Palestina menembakkan empat roket ke Israel selatan dari Jalur Gaza pada Kamis (21/4/2022) pagi.

Rabu malam, sebuah roket juga ditembakkan dari Gaza, AP News melaporkan.

Belum ada laporan mengenai korban atau kerusakan, dan tidak ada yang mengklaim serangan udara tersebut.

Namun, Israel menganggap Hamas yang menguasai Gaza bertanggung jawab atas semua tembakan roket dan biasanya merespons dengan serangan udara dalam beberapa jam.

Adapun empat roket dari Gaza berhasil dicegat oleh pertahanan udara militer Israel.

Baca juga: Militan Gaza Tembakkan Roket ke Israel untuk Pertama Kali setelah Bentrokan di Yerusalem

Baca juga: Akibat Aksi Kepolisian di Al-Aqsa, Partai Arab Keluar dari Koalisi Pemerintah Israel

Kamis pagi, pesawat-pesawat tempur Israel melakukan serangkaian serangan udara balasan ke sebuah situs militer Hamas di Jalur Gaza tengah.

Sebuah unggahan para aktivis di media sosial menunjukkan asap mengepul di udara.

Militer Israel mengatakan serangan udara mereka ditujukan ke situs militan dan pintu masuk terowongan yang mengarah ke kompleks bawah tanah yang menyimpan bahan kimia mentah untuk membuat roket.

Militer Israel kemudian mengatakan, pesawatnya menyerang kompleks Hamas lainnya setelah rudal anti-pesawat ditembakkan dari Gaza selama serangan udara awal.

Dikatakan rudal itu gagal mencapai sasarannya dan tidak ada cedera atau kerusakan yang dilaporkan dari rudal anti-pesawat itu.

Hamas sebelumnya telah mengeluarkan ancaman atas rencana pawai melalui Yerusalem oleh ultra-nasionalis Israel.

Namun polisi Israel memblokir jalan dan mencegah para pengunjuk rasa mencapai lingkungan padat Palestina di dalam dan sekitar Kota Tua, setelah peristiwa serupa hampir setahun lalu memicu perang Israel-Gaza.

Polisi menggunakan truk dan barikade yang diparkir di luar tembok Kota Tua untuk menutup jalan utama menuju Gerbang Damaskus, pusat kerusuhan tahun lalu.

Setelah beberapa kali saling dorong dengan polisi, para pengunjuk rasa berkumpul di dekat barikade, mengibarkan bendera dan bernyanyi.

Polisi Israel dikerahkan dalam jumlah besar di sekitar Kota Tua yang bersejarah, rumah bagi situs keagamaan utama bagi orang Yahudi, Kristen, dan Muslim.

Sebab khawatir konfrontasi dapat semakin mengobarkan situasi yang sudah tegang selama hari raya Paskah Yahudi dan bulan suci Ramadhan.

Jemaah Muslim Palestina berunjuk rasa usai salat Jumat di kompleks Masjid al-Aqsha Yerusalem, pada 15 April 2022. -
Jemaah Muslim Palestina berunjuk rasa usai salat Jumat di kompleks Masjid al-Aqsha Yerusalem, pada 15 April 2022.  (AFP/AHMAD GHARABLI)

Ketegangan meningkat dalam beberapa pekan terakhir setelah serangkaian serangan mematikan di Israel, diikuti oleh operasi militer di Tepi Barat.

Pada hari Senin, militan Palestina menembakkan roket dari Jalur Gaza ke Israel untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan, dan Israel menanggapinya dengan serangan udara.

Serangan itu terjadi setelah bentrokan antara polisi Israel dan warga Palestina di kompleks masjid Al-Aqsa, yang dikenal oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount.

Kuil puncak bukit di Kota Tua Yerusalem adalah yang ketiga tersuci dalam Islam, sedangkan bagi orang Yahudi itu adalah situs tersuci mereka, di mana dua kuil berdiri di zaman kuno.

Ini adalah titik nol emosional untuk konflik Israel-Palestina dan titik nyala untuk putaran kekerasan sebelumnya.

Sebelumnya pada hari Rabu, sekelompok kecil pengunjuk rasa Palestina melemparkan batu ke polisi sementara ratusan pengunjung Yahudi memasuki situs suci flashpoint.

Video amatir dari tempat kejadian menunjukkan polisi menggunakan proyektil plastik berujung spons, yang dimaksudkan agar tidak mematikan, ketika para pengunjuk rasa masuk ke dalam masjid.

Polisi mengatakan sebuah bom api yang dilemparkan oleh salah satu pengunjuk rasa membuat karpet di luar masjid terbakar, tetapi dengan cepat dipadamkan.

Tidak ada cedera yang dilaporkan.

Pada hari Rabu menjelang unjuk rasa, Hamas mengatakan Israel akan memikul tanggung jawab penuh jika mengizinkan para pengunjuk rasa mendekati tempat-tempat sucinya.

Baca juga: Keanggotaan Rusia Ditangguhkan Dari Dewan HAM PBB, AAYG Soroti Pelanggaran HAM AS dan Israel

Baca juga: Beda dengan Invasi Rusia ke Ukraina, Mengapa Amerika Tidak Mengutuk Serangan Israel ke Palestina?

Mei 2021 lalu, gerilyawan Palestina di Gaza menembakkan roket ke Yerusalem ketika ribuan orang Israel mengadakan pawai bendera ke Kota Tua setelah berminggu-minggu protes dan bentrokan di dalam dan sekitar Al-Aqsa.

Nasionalis Israel menggelar pawai semacam itu untuk mencoba menegaskan kedaulatan atas Yerusalem timur.

Yerusalem timur direbut Israel dalam perang Timur Tengah 1967, bersama dengan Tepi Barat dan Gaza, tetapi upaya itu tidak diakui secara internasional.

Palestina mencari negara merdeka di ketiga wilayah dan menganggap Yerusalem timur sebagai ibu kota mereka.

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved