Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Amerika Berniat Melabeli Rusia Sebagai Negara Sponsor Terorisme?

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price menyampaikan hal ini dalam sebuah pengarahan di Washington.

AFP/ALEXANDER NEMENOV
Bendera nasional Rusia berkibar di gedung-gedung yang hancur di Mariupol pada 12 April 2022, saat pasukan Rusia mengintensifkan kampanye untuk merebut kota pelabuhan yang strategis itu, bagian dari serangan besar-besaran yang diantisipasi di Ukraina timur, sementara Presiden Rusia mengajukan kasus yang menantang untuk perang di tetangga Rusia. (Photo by Alexander NEMENOV / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat (AS) tidak menutup kemungkinan melabeli Rusia sebagai negara sponsor terorisme.

Sehingga dapat menetapkan pengenaan sanksi dan pembatasan tambahan.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price menyampaikan hal ini dalam sebuah pengarahan di Washington.

"Kami melihat dari dekat faktanya, kami melihat dari dekat Undang-undangnya. Apakah itu otoritas ini, apakah itu otoritas lain yang tersedia bagi kami di bawah hukum, kami akan menerapkannya jika itu efektif dan sesuai," kata Price, saat ditanya apakah pengenalan kekuatan ini tetap hanya akan dilakukan di atas meja saja.

Dikutip dari laman Ukrinform, Selasa (19/4/2022), status ini diberikan oleh Departemen Luar Negeri AS kepada negara-negara yang telah 'berulang kali memberikan dukungan untuk aksi terorisme internasional'.

Perlu diketahui, hanya ada 4 negara yang saat ini dicap sebagai negara sponsor terorisme oleh AS yakni Korea Utara (Korut), Iran, Kuba dan Suriah.

Pertempuran untuk Perebutkan Donbass

Pasukan Rusia telah memulai pertempuran untuk merebut Donbass, ujar presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam sebuah video, Senin (18/4/2022).

"Pasukan Rusia telah memulai pertempuran untuk Donbas yang sudah mereka persiapkan untuk waktu yang lama," kata Zelensky seperti dikutip dari CNN.com.

"Sejumlah besar pasukan Rusia terkonsentrasi dan fokus pada ofensif itu."

Zelensky menggarisbawahi bahwa pasukan Ukraina akan terus berjuang melawan serangan Rusia di wilayah tersebut.

"Tidak peduli berapa banyak prajurit Rusia yang mereka bawa ke daerah itu, kami akan terus berjuang dan bertahan dan kami akan melakukan ini setiap hari."

"Kami tidak akan menyerahkan apa pun yang milik Ukraina tetapi kami tidak membutuhkan apa pun yang bukan milik kami," kata Zelensky.

Baca juga: Paket Keenam Sanksi Uni Eropa yang Targetkan Rusia Harus Mencakup Embargo Minyak

Baca juga: UPDATE Invasi Rusia: Rudal di Lviv Tewaskan 7 Orang hingga 200 Ribu Warga Rusia Terancam Nganggur

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (Facebook via CNN.com)

"Saya berterima kasih kepada semua prajurit, tentara, dan kota-kota heroik yang melawan dan berdiri teguh," tambahnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved