Konflik Rusia Vs Ukraina
Kesaksian Penduduk Wanita Mariupol: Ratusan Orang Ukraina Dideportasi Paksa ke Rusia
Dua wanita yang merupakan penduduk Mariupol menuturkan telah diangkut ke wilayah Rusia dari kota mereka tinggal.
“Setiap permintaan itu biasanya datang dari satu keluarga, sehingga jumlah sebenarnya yang dideportasi lebih tinggi,” kata Maria Ivanova, perwakilan kelompok tersebut.
Ivanova mengatakan kelompok itu melihat peningkatan permintaan bantuan sejak 28 Maret dan mendengar laporan langsung tentang "antrean panjang" di "kamp filtrasi".
Deportasi yang dilaporkan telah menimbulkan kekhawatiran di antara kelompok-kelompok hak asasi manusia internasional.
“Orang-orang ini tidak diberi pilihan untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman di Ukraina. Banyak yang mendapati diri mereka dalam situasi ketika satu-satunya pilihan mereka pada dasarnya menyeberang ke Rusia atau sekarat karena penembakan semakin intens,” kata Tatyana Lokshina, Direktur Asosiasi untuk divisi Eropa dan Asia Tengah Human Rights Watch.
“Di bawah hukum hak asasi manusia internasional, pemindahan atau pemindahan paksa tidak berarti orang dipaksa masuk ke dalam kendaraan dengan todongan senjata, tetapi mereka mendapati diri mereka dalam situasi yang membuat mereka tidak punya pilihan.”
Lokshina menunjuk pada konvensi Jenewa, di mana "pemindahan paksa individu atau massal, serta deportasi orang-orang yang dilindungi dari wilayah pendudukan, dilarang, terlepas dari motif mereka".
Baca juga: Sejumlah Tentara Rusia Kritis hingga Tewas usai Diberi Kue dan Alkohol Beracun oleh Warga Ukraina
Evakuasi 420 Ribu orang
Sebelumnya pejabat Rusia mengatakan 420.000 orang telah dievakuasi secara sukarela ke Rusia "dari wilayah berbahaya Ukraina dan republik rakyat Donetsk dan Luhansk".
Pelabuhan selatan Mariupol mendapat serangan berat dari pasukan Rusia saat awal invasi Rusia ke Ukraina, banyak keluarga mencari perlindungan di tempat perlindungan bom.
Pasukan Rusia sejak itu menguasai sebagian besar kota yang rusak.
Baca juga: Rusia dan Ukraina Perang, Xi Jinping Bertemu Petinggi Uni Eropa Bahas Kemitraan Strategis
40 ribu penduduk Mariupol dideportasi paksa
Sekitar 40.000 penduduk Mariupol telah dibawa oleh pasukan Rusia ke Republik Raykat Donetsk (DPR) atau Federasi Rusia.
Pernyataan ini berdasar pada data dari otoritas setempat yang disampaikan oleh Komisaris Verkhovna Rada untuk Hak Asasi Manusia (HAM), Liudmyla Denisova melalui pesan Telegramnya.
"Menghitung orang yang dideportasi itu sangat rumit, karena mereka (pasukan Rusia) menyita dokumen Ukraina dari orang-orang itu," kata Denisova.
Dikutip dari laman Ukrinform, Senin (4/4/2022), Denisova menyampaikan bahwa Rusia bahkan memisahkan orang tua dari anak-anak mereka.
Sebanyak 17 anak dibawa Rusia dari sebuah rumah sakit di Mariupol, sedangkan orang tuanya ditinggalkan di Mariupol dan dievakuasi ke Zaporizhzhia.
"Beberapa warga Mariupol, yang telah dideportasi secara paksa, ditemukan di Estonia, karena mereka datang ke sana dari wilayah Rusia. Demikian pula, orang-orang dari wilayah Kherson, wilayah Kharkiv, dan wilayah Lugansk sampai ke Estonia melalui wilayah Rusia," kata Denisova.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)