Konflik Rusia Vs Ukraina
FAKTA Dugaan Pembantaian Warga di Bucha, Ada 300 Mayat Ditemukan hingga Biden Minta Putin Diadili
Berikut sejumlah fakta dugaan pembantaian warga sipil di Bucha, Ukraina oleh pasukan Rusia. Ada 300 mayat ditemukan hingga Biden minta Putin diadili.
TRIBUNNEWS.COM - Berikut sejumlah fakta dugaan pembantaian warga sipil di Bucha, Ukraina oleh pasukan Rusia.
Bucha sendiri merupakan kota kecil yang memiliki sekitar 35.000 penduduk di dekat pinggiran Ibu Kota, Kyiv.
Setelah pasukan Rusia menarik diri dari Kyiv, ditemukan ratusan mayat warga sipil di Kota Bucha.
Baca juga: Perburuan Komandan Rusia yang Bertanggung Jawab atas Serangan Bucha, Nama Seorang Kolonel Diumumkan
Mayat-mayat tersebut ditemukan tergeletak di jalanan Kota Bucha.
Beberapa bukti menunjukkan mereka dibunuh dari jarak dekat.
Namun, Rusia membantah tuduhan tersebut dan menyebut mereka tidak menargetkan warga sipil dalam invasinya ke Ukraina sejak 24 Februari lalu.
Berikut Tribunnews.com rangkum sejumlah fakta soal dugaan pembantaian di Kota Bucha yang dikutip dari Global News:
300 Mayat Ditemukan di Jalanan Kota Bucha
Wakil Wali Kota Bucha, Taras Sapravskyi mengatakan, ada sekitar 300 mayat yang ditemukan di jalanan Kota Bucha.
Menurutnya, 50 dari 300 mayat tersebut merupakan korban pembunuhan ekstra-yudisial yang dilakukan oleh pasukan Rusia.
Namun, Kremlin telah membantah tuduhan itu.
Sementara, wartawan Reuters dan The Associated Press mengaku melihat mayat orang-orang berpakaian sipil yang tampaknya dibunuh dari jarak dekat.
Associated Press melihat dua mayat terbungkus plastik, diikat dengan selotip dan dibuang ke selokan.

Lalu, wartawan Reuters juga melihat kuburan massal di sebuah gereja, dengan tangan dan kaki korban terlihat dari tanah liat yang ditumpuk di atasnya.
"Kengerian yang kita lihat di Bucha hanyalah puncak gunung es dari semua kejahatan (yang) telah dilakukan oleh tentara Rusia," kata Menteri Luar Negeri, Dmytro Kuleba, Senin (4/5/2022).
"Setengah langkah tidak cukup lagi. Saya menuntut sanksi paling berat minggu ini, ini adalah pembelaan para korban pemerkosaan dan pembunuhan. Jika Anda ragu tentang sanksi, pergi ke Bucha dulu," tambahnya.
Alasan Mayat Baru Ditemukan
Pasukan Ukraina telah memerangi Rusia di sekitar Kyiv hingga akhirnya Ukraina melakukan perlawanan keras dan mulai merebut kembali kota-kota di luar Kyiv, termasuk Bucha, pada pekan lalu.
Hal inilah yang menjadi alasan mayat-mayat tersebut baru ditemukan.
Sang Wakil Wali Kota, Sapravskyi juga membenarkan, pasukan Rusia baru menarik diri akhir pekan lalu dari Bucha.
Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Oleksiy Arestovych mengatakan, sejumlah warga sipil yang ditemukan tewas di jalan-jalan Kota Bucha tampak seperti adegan dari film horor.

Ia menyebut beberapa orang ditembak di kepala dengan tangan mereka diikat, dan beberapa tubuh menunjukkan tanda-tanda penyiksaan, pemerkosaan, dan pembakaran.
Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko mengatakan, beberapa warga sipil yang ditembak saling bergandengan tangan.
Ia juga mengatakan kepada surat kabar Jerman Bild bahwa apa yang terjadi di Bucha dan pinggiran kota Kyiv lainnya hanya dapat digambarkan sebagai genosida.
Pihak berwenang mengatakan, mereka mendokumentasikan bukti saat militer Ukraina merebut kembali wilayahnya dan menemukan indikasi pembunuhan gaya eksekusi untuk menambah tuntutan mereka kepada pejabat Rusia atas kejahatan perang.
Pemimpin Dunia Kecam Rusia
Para pemimpin dunia mengecam dugaan pembantaian yang dilakukan pasukan Rusia terhadap penduduk Bucha.
Bahkan, Presiden AS Joe Biden menuntut pengadilan kejahatan perang terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.
Biden juga menyerukan agar Putin diadili karena Kremlin menolak tuduhan tersebut.
Biden pun tak segan kembali menyebut Putin sebagai penjahat perang saat melakukan konferensi pers pada Senin (4/5/2022) kemarin.
"Apa yang terjadi di Bucha keterlaluan dan semua orang melihatnya," kata Biden.
Biden juga menambahkan bahwa dia akan meminta lebih banyak sanksi terhadap Rusia.
Baca juga: Rusia Sebut AS Sengaja Buat Rekaman Pembantaian Massal di Bucha
Selain Biden, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau juga mengungkapkan kemarahannya atas temuan pembantaian di Bucha.
"Kami sangat mengutuk pembunuhan warga sipil di Ukraina, tetap berkomitmen untuk meminta pertanggungjawaban rezim Rusia, dan akan terus melakukan segala yang kami bisa untuk mendukung rakyat Ukraina," ungkap Trudeau dalam Twitter-nya pada hari Minggu (3/4/2022).
"Mereka yang bertanggung jawab atas serangan mengerikan dan mengerikan ini akan dibawa ke pengadilan," tambahnya.
Rusia Bantah Lakukan Pembantaian
Di sisi lain, Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov dengan tegas membantah tuduhan apapun terkait dengan pembunuhan warga sipil di Bucha.
Ia mengatakan, tuduhan Ukraina tentang masalah tersebut penuh dengan kepalsuan.
"Informasi ini harus dipertanyakan secara serius," kata Peskov.
"Dari apa yang kami lihat, para ahli kami telah mengidentifikasi tanda-tanda pemalsuan video dan pemalsuan lainnya," tambahnya.
Peskov pun mendesak para pemimpin internasional untuk tidak terburu-buru menghakimi.
"Kami dengan tegas menyangkal tuduhan apa pun," kata Peskov.
(Tribunnews.com/Maliana)