Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Republik Rakyat Lugansk Segera Referendum untuk Bergabung ke Federasi Rusia

Lugansk, serta Donetsk, memproklamasikan kemerdekaannya pada 2014, setelah kudeta kekerasan di Kiev Ukraina.

AFP/HANDOUT
Video handout yang diambil dan dirilis pada 20 Februari 2022 oleh Kementerian Situasi Darurat Rusia ini menunjukkan seorang petugas Kementerian Darurat membantu seorang gadis ketika orang-orang yang dievakuasi dari Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan diri tiba di stasiun kereta api di kota Voronezh. - Wilayah Rusia yang menaiki Ukraina mengumumkan keadaan darurat pada 19 Februari 2022, dengan alasan semakin banyak orang yang datang dari wilayah yang dikuasai separatis di Ukraina setelah mereka menerima perintah evakuasi. (Photo by Handout / RUSSIAN EMERGENCY SITUATIONS MINISTRY / AFP) 

"Pihak berwenang AS berusaha menghukum anggota Duma Negara karena mengekspresikan posisi mereka sendiri yang bertentangan dengan pedoman Washington," katanya.

"Para legislator membela kepentingan nasional Rusia. Tidak ada cara lain," tandasnya. Menurut Antonov, sanksi baru ditujukan untuk menghancurkan ekonomi dan merusak situasi politik di Rusia.

"Menginjak-injak slogan mereka sendiri tentang kebebasan berbicara dan demokrasi, AS ingin membungkam semua pembangkang," tambahnya.

Duta Besar berjanji :serangan sanksi berantai" pada akhirnya akan gagal mencapai tujuan mereka.

"Ketidakbenaran tidak bisa membuat rakyat Rusia bertekuk lutut. Tidak ada yang bisa memaksa kita untuk mengorbankan kebaikan Tanah Air demi menyenangkan keinginan AS dan sekutunya," katanya.

Antonov meminta Amerika untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, dan tidak memaksakan diri dengan mengorbankan Rusia.(Tribunnews.com/Sputniknews.com/xna)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved