Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Hentikan Negosiasi Damai dengan Jepang soal Kepulauan Kuril, Sebut Tokyo Ingin Rugikan Moskow

Rusia hentikan negosiasi damai dengan Jepang soal sengketa wilayah di Kepulauan Kuril, menyebut Tokyo ingin rugikan Moskow terkait sanksi invasi.

Editor: Daryono
Nikkei/Uichiro Kasai
Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida - Rusia menghentikan negosiasi damai dengan Jepang soal sengketa wilayah di Kepulauan Kuril, menyebut Tokyo ingin rugikan Moskow terkait sanksi atas invasi Rusia di Ukraina. 

Namun, Tokyo secara teratur memprotes kunjungan pejabat Rusia ke pulau-pulau itu.

Pihak berwenang Rusia mengkhawatirkan kemungkinan penyebaran sistem rudal AS di pulau-pulau itu jika mereka dikembalikan ke Jepang, yang dapat menciptakan ancaman militer langsung ke Rusia.

Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida menganggap keputusan Rusia untuk menghentikan pembicaraan tidak dapat diterima, dikutip dari TASS.

Dia mengatakan Tokyo tidak dapat mengomentari prospek pembicaraan dengan Moskow.

Baca juga: Selamat dari Holocaust, Pria 96 Tahun Ini Tewas dalam Serangan Rusia di Ukraina

Jepang: Rusia Seharusnya Tidak Melibatkan Hubungan Bilateral dengan Tokyo

Sementara Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan tindakan anti-Rusia Jepang harus disalahkan atas memburuknya hubungan bilateral Rusia dan Jepang, dikutip dari Japan Today.

Mereka juga mengaitkan dengan sanksi Jepang terhadap Rusia setelah invasi di Ukraina.

Tokyo membantah klaim tersebut dengan mengatakan Moskow salah menerjemahkan konsekuensi invasi ke Ukraina ke dalam hubungan Jepang-Rusia.

"Tindakan Rusia sangat tidak masuk akal dan sama sekali tidak dapat diterima," kata Fumio Kishida, Perdana Menteri, pada sesi komite Diet.

Kepala Sekretaris Kabinet, Hirokazu Matsuno mengatakan pada konferensi pers, Wakil Menteri Luar Negeri Senior Jepang Shigeo Yamada menyampaikan sikap Tokyo kepada Duta Besar Rusia untuk Jepang Mikhail Galuzin.

Kementerian Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan, penangguhan negosiasi perjanjian damai berasal dari pembatasan sepihak dan tidak bersahabat yang dilakukan Jepang pada hubungan Rusia-Jepang atas situasi Ukraina.

"Dalam keadaan seperti ini, tidak mungkin untuk mengadakan diskusi tentang penandatanganan dokumen yang penting bagi kedua negara," kata pernyataan itu.

Baca juga: Hubungan Rusia-AS Makin Panas, Kremlin Tersinggung Presidennya Disebut Penjahat Perang

Jepang Tetap Berlakukan Sanksi atas Invasi Rusia di Ukraina

Petugas pemadam kebakaran memadamkan api di sebuah gedung apartemen di Kyiv pada 15 Maret 2022, setelah serangan di daerah pemukiman menewaskan sedikitnya dua orang, layanan darurat Ukraina mengatakan ketika pasukan Rusia mengintensifkan serangan mereka di ibukota Ukraina. - Serangkaian ledakan dahsyat mengguncang distrik perumahan di Kyiv pagi ini menewaskan dua orang, hanya beberapa jam sebelum pembicaraan antara Ukraina dan Rusia akan dilanjutkan. (Photo by Aris Messinis / AFP)
Petugas pemadam kebakaran memadamkan api di sebuah gedung apartemen di Kyiv pada 15 Maret 2022, setelah serangan di daerah pemukiman menewaskan sedikitnya dua orang, layanan darurat Ukraina mengatakan ketika pasukan Rusia mengintensifkan serangan mereka di ibukota Ukraina.  (Photo by Aris Messinis / AFP) (AFP/ARIS MESSINIS)

Kishida mengatakan sikap Jepang untuk mencari penyelesaian masalah teritorial dan kesimpulan dari perjanjian damai dengan Rusia tetap tidak berubah.

Tokyo tetap memutuskan untuk memberlakukan sanksi terhadap Moskow terkait invasi Ukraina, termasuk mencabut status perdagangan negara dan membekukan aset yang dimiliki oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved