Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Kehilangan Enam Jenderal Militer selama Perang Ukraina, Mantan Bos CIA: Ini Sangat Tidak Biasa
Tewasnya enam jenderal militer Rusia selama perang di Ukraina mengejutkan para pengamat, bahkan mantan kepala CIA menyebut hal ini jarang terjadi.
TRIBUNNEWS.COM - Tewasnya enam jenderal militer Rusia selama perang di Ukraina mengejutkan para pengamat, bahkan mantan kepala CIA menyebut hal ini jarang terjadi.
Bicara di CNN, David Petraeus, Direktur CIA pada 2011-2012 ini mengatakan bahwa tewasnya sejumlah jenderal selama perang adalah hal yang aneh.
Apalagi, kata Petraeus, mereka yang meninggal adalah jenderal senior.
Dilansir Express, Mykhailo Podolyak, penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengklaim bahwa enam jenderal Rusia dan lusinan perwira senior lainnya tewas sejak dimulainya invasi Rusia.
Baca juga: Ditangkap Ukraina, Tentara Rusia Akui Ribuan Rekan-rekannya Tewas di Medan Perang
Baca juga: Biden Mendekat ke Tetangga Ukraina Jumat Nanti, Apa Rencananya?

Jack Tapper dari CNN mengatakan kepada Petraeus bahwa pasukan Rusia diduga mengalami degradasi moral dan motivasi.
"Saya mungkin salah dalam hal ini, tetapi saya ingat hanya satu jenderal AS yang terbunuh dalam seluruh perang di Afghanistan," ujar Tapper.
"Sangat, sangat, sangat, sangat jarang seorang jenderal dibunuh. Ini terjadi dalam tiga minggu pertama. Dan ini adalah jenderal yang cukup senior," jawab Petraeus.
"Intinya adalah bahwa komando dan kendali mereka telah rusak. Komunikasi mereka telah diblokir oleh pihak Ukraina. Komunikasi aman mereka tidak berfungsi," jelas pensiunan jenderal AS ini.
Menurutnya, Ukraina berhasil menghambat komunikasi satu arah militer Rusia.
"Mereka menggunakan ponsel. Pihak Ukraina memblokir awalan untuk Rusia sehingga tidak berfungsi."
"Kemudian mereka menghapus 3G. Mereka benar-benar mencuri ponsel dari warga sipil Ukraina untuk berkomunikasi satu sama lain."
"Jadi, apa yang terjadi? Barisan itu dihentikan. Seorang jenderal yang tidak sabar duduk di belakang sana dengan kendaraan lapis bajanya atau apa pun," ujar Petraeus.
Lebih lanjut, ia mendemonstrasikan bahwa jenderal itu mungkin akhirnya berusaha mencari tahu kendala yang terjadi.

Ia menilai, tidak ada inisiatif pemecahan masalah dari para tentara junior.
Di saat jenderal keluar, pasukan Ukraina dengan penembak jitunya berhasil menghabisi sasaran.
"Kematian tinggi perwira senior RF sangat mencolok," cuit Podolyak sebelumnya.
"Sudah 6 jenderal terbunuh: Mayor Jenderal Tushayev, Gerasimov, Kolesnikov, Sukhovetsky, Mityaev & Letnan Jenderal Mordvichev."
"Puluhan kolonel & perwira lainnya. yaitu tentara RF sepenuhnya tidak siap & bertarung hanya dengan jumlah & rudal jelajah," tambahnya.
Rusia bungkam dengan jumlah jenderalnya yang dilaporkan telah gugur.
Terbaru, seorang wakil komandan Angkatan Laut Rusia, Andrei Paliy, meninggal pada Minggu (20/3/2022).
Seorang senator Rusia mengatakan, wakil komandan Armada Laut Hitam Rusia, yang akan dipromosikan menjadi laksamana itu tewas "dalam pertempuran untuk pembebasan Mariupol dari Nazi".
Dilansir Evening Strandard, kondisi kematian komandan Paliy masih belum diketahui.

Baca juga: Picu Spekulasi, Seragam Antariksawan Rusia Mirip dengan Warna Bendera Ukraina
Baca juga: Militer Ukraina Daur Ulang Senjata Rusia untuk Serang Balik Pasukan Putin
Paliy, yang lahir di Kyiv, menolak mengambil sumpah militer Ukraina pada 1993, dan memilih bertugas di Armada Utara Rusia.
Dia sebelumnya bertugas di kapal penjelajah rudal nuklir Rusia 'Peter the Great'.
Dia juga menjabat sebagai wakil kepala akademi Angkatan Laut Rusia di Sevastopol di Krimea yang dianeksasi.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan Rusia membuat kemajuan yang sedikit selama seminggu terakhir dalam merebut kota-kota yang telah dilingkarinya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)