Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Kementerian Pertahanan Rusia Klaim Lebih dari 2 Juta Warga Ukraina Ingin Mengungsi ke Rusia

Ada 6.830 warga negara asing dari 19 negara berbeda dan awak 70 kapal asing yang kini masih diblokir oleh Nasionalis di Ukraina.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
AFP/HANDOUT
Gambar selebaran ini dirilis oleh Layanan Darurat Negara Ukraina pada 11 Maret 2022, menunjukkan penyelamat bekerja di lokasi serangan udara di Dnipro. - Sasaran sipil berada di bawah serangan Rusia di kota Dnipro di Ukraina tengah pada 11 Maret, menewaskan satu orang, kata layanan darurat, dalam apa yang tampaknya merupakan serangan langsung pertama di kota itu. Jumat pagi, "ada tiga serangan udara di kota itu, yaitu menghantam taman kanak-kanak, sebuah gedung apartemen dan pabrik sepatu berlantai dua, memicu kebakaran. Satu orang tewas," kata layanan darurat dalam sebuah pernyataan. (Photo by Handout / State Emergency Service of Ukraine / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Kepala Pusat Kontrol Pertahanan Nasional Rusia, Mikhail Mizintsev mengklaim bahwa Nasionalis Ukraina terus menggunakan warga sipil sebagai 'perisai hidup' dan saat ini ada lebih dari 2,7 juta orang yang disebut ingin mengungsi ke Rusia.

Ia menambahkan bahwa Nasionalis Ukraina terus menahan lebih dari 4,5 juta warga sipil dengan menggunakan mereka sebagai 'perisai hidup' di Kiev, Kharkiv, Sumy dan lebih dari 20 kota Ukraina lainnya.

Baca juga: Penari Balet Ukraina Tewas akibat Serangan Rusia di Kyiv

Dikutip dari laman Sputnik News, Minggu (20/3/2022), menurutnya, ada pula 6.830 warga negara asing dari 19 negara berbeda dan awak 70 kapal asing yang kini masih diblokir oleh Nasionalis di Ukraina.

Sebelumnya pada 24 Februari lalu, Rusia mulai melancarkan operasi militer khusus di Ukraina setelah Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) meminta bantuan untuk mempertahankan diri melawan pasukan Ukraina.

Rusia pun menekankan bahwa tujuan dari operasi khusus tersebut adalah untuk melakukan 'demiliterisasi dan denazifikasi' Ukraina.

Selain itu, negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin itu juga menegaskan bahwa Rusia hanya menargetkan pasukan dan infrastruktur militer saja.

Rusia bahkan telah berulang kali menekankan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk menduduki Ukraina.

Menurut Putin, tujuan negaranya melancarkan operasi khusus ini adalah untuk melindungi rakyat Donbass yang diklaim telah mengalami pelecehan dan genosida oleh rezim Ukraina selama 8 tahun.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved