Konflik Rusia Vs Ukraina
Terganjal Proses Hukum, Burger King Akui Sulit Tutup 800 Restoran, Mitra Rusia Tetap Jalankan Bisnis
Burger King mencoba menutup operasinya di Rusia, tetapi perusahaan mengakui langkah itu terbukti sulit.
"Sebagai sebuah sistem, kami bergabung dengan dunia dalam mengutuk agresi dan kekerasan dan berdoa untuk perdamaian,” tambah Kempckinski.
Baca juga: Analisis Pakar Politik, Cina Bakal Reguk Keuntungan Besar dari Konflik Rusia-Ukraina

Starbucks juga menangguhkan semua aktivitas bisnis di Rusia, termasuk pengiriman produk dan kafe yang dijalankan oleh pemegang lisensi.
Perusahaan mengatakan Alshaya Group yang berbasis di Kuwait, yang mengoperasikan setidaknya 100 kafe Starbucks, masih akan mendukung hampir 2.000 stafnya di Rusia "yang bergantung pada Starbucks untuk mata pencaharian mereka".
Baca juga: Anggota Komisi VII DPR Mukhtarudin Sebut Perang Rusia-Ukraina Bisa Pengaruhi APBN
Penutupan McDonald's terjadi setelah sejumlah merek konsumen lainnya termasuk Netflix, Levi's, Burberry, Ikea dan Unilever, pemilik Marmite dan Ben & Jerry's, mengumumkan mereka telah menghentikan bisnis di negara tersebut.
Perusahaan jasa profesional terkemuka termasuk KPMG, PwC, EY dan Deloitte juga telah memutuskan bisnis di Rusia dan Belarusia.
Perusahaan di seluruh dunia telah berebut untuk menilai hubungan mereka dengan Rusia setelah AS, UE, dan Inggris berusaha mengisolasinya secara ekonomi dengan sanksi.
The Guardian melaporkan sebelumnya, sanksi juga membuat perusahaan AS, UE, atau Inggris menjadi ilegal untuk melayani beberapa bisnis terbesar Rusia, termasuk bank seperti Sberbank, Gazprombank, dan VTB.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)