AS Persiapkan Alat Perang Untuk Irak Hadapi Serangan Iran
Pejabat pertahanan AS mengatakan masih belum pasti berapa banyak rudal yang ditembakkan dan di mana tepatnya mereka mendarat.
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON -- Amerika Serikat menegaskan bahwa AS sedang berupaya menyediakan sistem pertahanan Rudal untuk Irak di tengah gempuran serangan dari Iran.
Halitu dikatakan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan pada hari Minggu (13/3) setelah kantor Konsulat AS di Erbil dihujani rudal Iran.
Kepada CBS, Sullivan mengatakan AS akan melakukan apa pun untuk membela rakyat, kepentingan, dan sekutunya. Ia juga mengutuk serangan rudal balistik Iran di ibu kota wilayah Kurdi utara Irak, Erbil.
Baca juga: Suara Ledakan Berkali-kali Terdengar di Dekat Kompleks Konsulat AS di Erbil Irak
"Kami sedang berkonsultasi dengan pemerintah Irak dan pemerintah di Kurdistan Irak, sebagian untuk membantu mereka mendapatkan kemampuan pertahanan rudal untuk dapat mempertahankan diri di kota mereka," kata Sullivan, seperti dikutip Reuters.
Pengawal Revolusi Iran mengaku bertanggung jawab atas selusin rudal balistik yang menghantam Erbil pada hari Minggu dini hari waktu setempat.
Rudal-rudal yang dilaporkan menargetkan konsulat AS serta situs lainnya. Namun, Sullivan memastikan bahwa tidak ada warga AS yang terluka dalam serangan itu.
"Kami akan mendukung Pemerintah Irak dalam meminta pertanggungjawaban Iran, dan kami akan mendukung mitra kami di seluruh Timur Tengah dalam menghadapi ancaman serupa dari Iran," lanjut Sullivan.
Penempatan pasukan AS di kompleks Bandara Internasional Erbil mendapat kecaman dari Iran. Kehadirannya disambut dengan serangan roket dan pesawat tak berawak. Namun, serangan semacam itu tidak terjadi lagi selama beberapa bulan terakhir
Baca juga: Gedung Konsulat AS di Irak Dihujani Rudal Iran, Tak Ada Korban Militer
Ketika ditanya mengenai negosiasi perjanjian nuklir dengan Iran yang sudah menemui jalan buntu, Sullivan menegaskan bahwa Presiden Joe Biden tetap berkomitmen kuat untuk menghentikan Iran memperoleh senjata nuklir.
"Satu-satunya hal yang lebih berbahaya daripada Iran yang dipersenjatai dengan rudal balistik dan kemampuan militer canggih adalah Iran yang memiliki semua itu dan senjata nuklir," kata Sullivan.
Iran telah mengklaim bertanggung jawab atas rentetan rudal yang menyerang pada Minggu pagi di dekat kompleks konsulat AS yang luas di kota Erbil, Irak utara, dengan mengatakan itu adalah pembalasan atas serangan Israel di Suriah yang menewaskan dua Pengawal Revolusinya.
Tidak ada cedera yang dilaporkan dalam serangan itu, yang menandai eskalasi signifikan antara AS dan Iran. Permusuhan antar negara sering terjadi di Irak, yang pemerintahannya bersekutu dengan kedua negara.
Baca juga: Akibat Perang: Ekonomi Rusia Diperkirakan Jatuh 7 Persen, Ukraina Terjun Hingga 60 Persen Lebih
Pengawal Revolusi Iran mengatakan di situs web mereka bahwa mereka meluncurkan serangan terhadap “pusat konspirasi strategis” Israel di Erbil.
Mereka tidak merinci, tetapi dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa Israel sendiri telah melakukan serangan, mengutip serangan di Suriah.
Sebelumnya, seorang pejabat pertahanan AS dan pejabat keamanan Irak mengatakan serangan itu diluncurkan dari negara tetangga Iran.