Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Negosiasi Gagal, Rusia Bakal Lanjutkan Perang sampai Ukraina Penuhi Tuntutan Putin

Negosiasi dengan Ukraina yang berlangsung pada Kamis kemarin gagal, Rusia akan tetap lanjutkan perang

Penulis: Inza Maliana
Kolase Tribunnews Business Insider/AFP Handout dan AFP/SERGEI SUPINSKY
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. 

Tetapi, ia menyebut melakukan 'operasi militer khusus' di sana.

"Kami menginginkan Ukraina yang ramah dan demiliterisasi, Ukraina di mana tidak ada risiko pembentukan negara Nazi lain, Ukraina di mana tidak akan ada larangan bahasa Rusia, budaya Rusia," kata Lavrov.

Zelensky Ingin Bertemu Langsung dengan Putin

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, dia bersedia mempertimbangkan beberapa kompromi atas permintaan Rusia.

Seperti permintaan agar Ukraina meninggalkan ambisi untuk bergabung dengan NATO dan mengambil posisi netral.

Zelensky juga menginginkan bertemu langsung dengan Putin.

"Hanya setelah pembicaraan langsung antara kedua presiden kita dapat mengakhiri perang ini," katanya.

Kendati demikian, Ukraina bersikeras atas keamanan negaranya kepada sekutu seperti AS, Inggris dan Jerman.

Mereka juga enggan menyerahkan wilayahnya kepada Rusia, sedikitpun.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (Kolase Tribunnews Business Insider/AFP Handout dan AFP/SERGEI SUPINSKY)

Hal ini disampaikan Wakil Kepala Staf Zelensky, Ihor Zhovkva, dalam wawancara di Bloomberg TV, Rabu lalu.

"Kami tidak akan menyerahkan "satu inci" dari wilayah Ukraina ke Rusia," kata Ihor Zhovkva dari Kyiv.

"Prasyarat pertama dan terpenting kami untuk melakukan negosiasi semacam itu adalah segera gencatan senjata dan penarikan pasukan Rusia," tambah Zhovkva.

Seperti diketahui, ada empat tuntutan Rusia untuk menghentikan aksi militer.

Di antaranya mengubah konstitusi untuk menyegel status netral (tidak bergabung dengan blok atau aliansi militer tertentu seperti NATO), mengakui Krimea sebagai wilayah Rusia, serta mengakui republik pemberontak di Donetsk dan Luhansk sebagai negara merdeka.

Baca juga: Ukraina dalam Bahaya, Rusia Kerahkan SU-35 & Rudal Kh-31P yang Dirancang Menindas Pertahanan Udara

Baca juga: Boikot ke Rusia Berimbas Harga Energi Melambung, Putin Tuding Negara Barat yang Salah Perhitungan

Hingga Jumat (11/3/2022), terhitung sudah dua pekan Rusia dan Ukraina terlibat perang.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved