Selasa, 30 September 2025

Jelang Pilpres Korea Selatan, Pemimpin Partai yang Berkuasa Diserang saat Kampanye, Dilarikan ke RS

Ketua Partai Demokrat yang berkuasa di Korea Selatan, Song Young-gil, diserang oleh seorang pria yang tak dikenal pada hari Senin (7/3/2022).

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Nuryanti
MAXIM SHEMETOV / POOL / AFP
Song Young-gil, utusan khusus Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, menghadiri pertemuan dengan Presiden Rusia di Kremlin di Moskow pada 24 Mei 2017. Ketua Partai Demokrat yang berkuasa di Korea Selatan, Song Young-gil, diserang oleh seorang pria yang tak dikenal pada hari Senin (7/3/2022). 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Partai Demokrat yang berkuasa di Korea Selatan, Song Young-gil, diserang oleh seorang pria yang tak dikenal pada Senin (7/3/2022).

AP melalui Yahoo News! melaporkan, pelaku memegang benda seperti palu saat Song melakukan kampanye untuk calon presiden Lee Jae-myung.

Insiden ini terjadi hanya 2 hari menjelang pemilu di negara itu.

Song Young-gil langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat di Seoul.

Ia menerima beberapa jahitan, tetapi tampaknya berhasil menghindar dari luka serius.

Lee Jin-woo, seorang pejabat dari Badan Kebijakan Metropolitan Seoul, mengatakan petugas sedang menginterogasi penyerang berusia 70-an yang ditahan di tempat kejadian.

Video insiden itu diambil oleh saksi dan beredar di media sosial.

Song Young-gil, utusan khusus Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, menghadiri pertemuan dengan Presiden Rusia di Kremlin di Moskow pada 24 Mei 2017.
Song Young-gil, utusan khusus Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, menghadiri pertemuan dengan Presiden Rusia di Kremlin di Moskow pada 24 Mei 2017. (MAXIM SHEMETOV / POOL / AFP)

Viedo menunjukkan pria tua itu, yang mengenakan topi dan pakaian tradisional Korea menyelinap di belakang Song dan memukulnya beberapa kali.

Ia memukul dengan benda yang tampak seperti palu yang dibungkus dalam kantong plastik.

Pelaku dengan cepat dijegal oleh orang-orang di sekitar.

Park Min-soo, seorang pejabat Partai Demokrat, mengatakan Song menerima empat hingga lima jahitan.

Song kemungkinan akan dirawat di rumah sakit semalaman.

Rumah Sakit Severance, yang merawat Song, menolak untuk memberikan informasi tentang kondisi kesehatannya, dengan alasan masalah privasi.

Partai Demokrat mengeluarkan pernyataan yang mengatakan pihaknya mengutuk keras serangan terhadap Song.

Mereka menyebut tindakan seperti itu sebagai "ancaman serius bagi demokrasi."

Mengutip Reuters, dalam pemilu yang ditandai dengan skandal, taktik kotor dan kesalahan, Lee Jae-myung dari Partai Demokrat dan Yoon Suk-yeol dari oposisi utama Partai Kekuatan Rakyat yang konservatif bersaing dengan ketat.

Kedua pria itu pada hari Senin mengutuk serangan terhadap Song, yang juga merupakan manajer kampanye Lee Jae-myung.

Gambar ini diambil pada 3 Maret 2022 menunjukkan kandidat presiden Korea Selatan Lee Jae-myung dari Partai Demokrat yang berkuasa memberi isyarat kepada para pendukungnya selama kampanye pemilihan di Seoul menjelang pemilihan presiden 9 Maret.
Gambar ini diambil pada 3 Maret 2022 menunjukkan kandidat presiden Korea Selatan Lee Jae-myung dari Partai Demokrat yang berkuasa memberi isyarat kepada para pendukungnya selama kampanye pemilihan di Seoul menjelang pemilihan presiden 9 Maret. (JUNG YEON-JE / AFP)

"Kekerasan merusak demokrasi, itu tidak akan pernah bisa diterima," kata Lee Jae-myung pada rapat umum lainnya di kota pelabuhan tenggara Busan, dan berharap Song cepat pulih.

Sementara itu, Yoon Suk-yeol mengeluarkan pernyataan bahwa setiap kekerasan yang mengganggu pemilihan tidak dapat dibenarkan.

Ia berharap untuk pemulihan cepat Song dan keselamatan semua juru kampanye.

Presiden Moon Jae-in menyebut serangan itu sebagai "teror terhadap demokrasi," kata juru bicaranya.

Kandidat presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol dari oposisi utama People Power Party berpose untuk foto sebelum debat televisi untuk pemilihan presiden 9 Maret mendatang di studio KBS di Seoul pada 2 Maret 2022.
Kandidat presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol dari oposisi utama People Power Party berpose untuk foto sebelum debat televisi untuk pemilihan presiden 9 Maret mendatang di studio KBS di Seoul pada 2 Maret 2022. (JUNG YEON-JE / POOL / AFP)

Pemungutan Awal yang Kacau

Dilansir The Globe and The Mail, insiden itu terjadi ketika petugas pemungutan suara bergegas untuk mengubah rencana pemungutan suara khusus penderita virus corona.

Penderita Covid-19 awalnya dapat memilih lebih awal, Sabtu (5/3/2022).

Namun proses pemungutan suara tak berjalan lancar karena adanya antrian panjang di luar tempat pemungutan suara.

Bahkan ada pemilih lain yang menerima surat suara yang sudah ditandai.

Di Korea Selatan, infeksi Covid-19 mencapai titik yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sekitar 200.000 kasus dilaporkan per harinya, dan 1 juta orang menerima perawatan di rumah.

Kondisi itu membuat Parlemen meloloskan amandemen legislatif untuk memudahkan pemungutan suara langsung oleh pasien tersebut.

Tetapi kekacauan meletus di banyak tempat pemungutan suara.

Komisi Pemilihan Nasional (NEC) telah meminta maaf berulang kali karena gagal memastikan proses pemilu yang stabil dan teratur.

"Semua masalah dihasilkan dari kegagalan kami dalam persiapan yang matang, dan kami bertanggung jawab penuh atas kegagalan kami," kata badan dalam sebuah pernyataan.

Tidak ada tanda-tanda kecurangan, tambahnya, tetapi para pejabat mengadakan pertemuan darurat pada hari Senin untuk memperketat prosedur menjelang pemungutan suara yang lebih luas.

Presiden Moon Jae-in menyatakan penyesalannya pada hari Minggu.

Ia meminta NEC untuk sepenuhnya menjelaskan kesalahan dan menjamin hak semua orang untuk memilih, kata juru bicaranya.

Kekacauan tersebut merupakan pukulan bagi Korea Selatan, menodai sejarah demokrasi 35 tahun pengelolaan pemilu yang ketat dan relatif transparan, dan perjuangan yang sebagian besar berhasil melawan COVID-19.

Alih-alih membiarkan pemilih memberikan suara secara langsung, beberapa petugas pemilu malah mengumpulkan dan membawanya ke dalam tas belanja atau ember kayu untuk dimasukkan ke dalam kotak suara, kata NEC.

Beberapa pemilih menerima surat suara yang sudah digunakan.

Sementara yang lain harus menunggu dalam antrean panjang dalam cuaca dingin.

Setidaknya satu orang dilaporkan pingsan saat mengantre.

Kampanye kandidat oposisi Yoon mengkritik NEC.

Ia mengatakan, "Pemilihan kelas dasar tidak bisa sembarangan."

Ia juga mendesak ketua NEC, Noh Jeong-hee, untuk mundur.

Partai Lee menolak permintaan oposisi untuk pengunduran diri Noh tetapi menuntut langkah-langkah untuk mencegah lebih banyak kebingungan.

Sekitar 44 juta warga Korea Selatan memenuhi syarat untuk memilih penerus Moon Jae-in.

Moon secara hukum dilarang untuk dipilih kembali karena telah memenuhi satu kali masa periode selama 5 tahun.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved