Konflik Rusia Vs Ukraina
Italia Janji Kirim Senjata ke Ukraina dan Beri Bantuan untuk Pengungsi
Italia akan mengirim senjata kepada Ukraina dan berikan bantuan kepada para pengungsi yang melarikan diri dari invasi Rusia.
Mereka yang tiba terutama adalah wanita, anak-anak dan orang tua setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy melarang pria usia militer dari 18 hingga 60 tahun untuk pergi.

Filippo Grandi, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, mengatakan lebih dari 500.000 telah meninggalkan Ukraina dalam empat hari sejak invasi Rusia.
Pada hari Minggu (27/2/2022), UNHCR mengatakan 45.200 pengungsi telah tiba di Polandia hanya dalam waktu 15 jam.
Juru bicara badan tersebut, Chris Melzer, mengatakan ada antrian 14 kilometer di perbatasan Polandia-Ukraina dan waktu tunggu 40 jam.
Badan tersebut memperkirakan hingga empat juta warga Ukraina dapat melarikan diri jika situasinya semakin memburuk.
Bantuan dari Seluruh Dunia
Berbeda dengan konflik lain di seluruh dunia, serangan Rusia terhadap tetangganya di Barat telah memicu curahan dukungan besar-besaran bagi orang-orang Ukraina yang melarikan diri.
Ini termasuk sambutan tanpa syarat dari negara-negara seperti Polandia dan Hongaria yang tidak mau menerima mereka yang melarikan diri dari konflik dan kemiskinan di Timur Tengah dan Afrika.
Polandia menyatakan perbatasannya terbuka untuk orang Ukraina yang melarikan diri, bahkan mereka yang tidak memiliki dokumen resmi dan membatalkan persyaratannya untuk menunjukkan tes Covid-19 yang negatif.
Baca juga: Ekonom Minta Waspadai Risiko Pelemahan Rupiah Akibat Ketidakpastian Konflik Rusia-Ukraina
Baca juga: Putin Disebut Targetkan Invasi Rusia di Ukraina Berakhir dengan Kemenangan pada 2 Maret
Pada hari Sabtu (26/2/2022), pihak berwenang Polandia mengirim kereta rumah sakit untuk menjemput mereka yang terluka dalam perang di Mostyska, di Ukraina barat, dan membawa mereka ke ibu kota Polandia, Warsawa untuk perawatan.
Pemerintah Polandia mengatakan Sabtu bahwa lebih dari 100.000 orang Ukraina telah melintasi perbatasan Polandia-Ukraina dalam 48 jam terakhir saja.
Bahkan Perdana Menteri Hongaria Viktor Orbán, politisi anti-migran terkemuka di Eropa, melakukan perjalanan ke kota perbatasan Beregsurány, di mana dia mengatakan bahwa Hongaria menerima semua warga negara dan penduduk sah Ukraina.
Orang-orang biasa juga membuka rumah mereka untuk para pengungsi dan menjadi sukarelawan di pusat-pusat penyambutan.
Di Polandia, halaman Facebook didirikan untuk menawarkan orang-orang naik mobil pribadi dari perbatasan dan bantuan lainnya.
(Tribunnews.com/Yurika)