Di Tengah Ketegangan Rusia-Ukraina, Korea Utara Kembali Tembakkan Rudal
Di tengah ketegangan Rusia dengan Ukraina, Korea Utara meluncurkan rudal balistik di lepas pantai timur Semenanjung Korea.
Amerika Serikat mengutuk peluncuran ini dan meminta DPRK untuk menahan diri dari tindakan destabilisasi lebih lanjut.
Korea Utara juga memperingatkan bulan lalu bahwa mereka dapat meninggalkan moratorium uji coba nuklir dan senjata jarak jauh, yang telah ditahan sejak 2017.
“Peluncuran ini dilakukan saat komunitas internasional menanggapi invasi Rusia ke Ukraina, dan jika Korea Utara memanfaatkan situasi itu, itu adalah sesuatu yang tidak dapat kami toleransi,” kata Kishi.
Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan mengadakan pertemuan darurat untuk membahas peluncuran itu, yang disebutnya "menyesalkan", menurut pernyataan dari Gedung Biru kepresidenan.
Gejolak pedang baru Korea Utara datang pada saat yang sulit di kawasan itu, ketika Korea Selatan bersiap untuk memilih presiden berikutnya pada 9 Maret.
Kandidat konservatif terkemuka, Yoon Suk-Yeol, memperingatkan pekan lalu bahwa Korea Utara dapat melihat krisis Ukraina sebagai “kesempatan untuk meluncurkan provokasinya sendiri”.
Baca juga: Korea Utara Peringati Hari Lahir Ayah Kim Jong Un di Tengah Salju, Tak Ada Parade Militer
Baca juga: Pemerintah AS dan Uni Eropa akan Hapus Bank Rusia dari Jaringan SWIFT
Kandidat dan analis telah mencatat, bagaimanapun, bahwa bahkan sebelum invasi Kim Jong-un mengawasi peningkatan tes rudal.
“Perang Putin membentuk hampir semua geopolitik saat ini, dan seharusnya menjadi faktor penyebab Kim, tetapi bahkan 'mengambil keuntungan dari gangguan' tampaknya terlalu berlebihan, karena (Korea Utara) sudah menguji secara agresif sebelum perang,” John Delury, seorang profesor di Universitas Yonsei Korea Selatan, mengatakan di Twitter.
Para ahli mengatakan Pyongyang dapat menggunakan peringatan penting berikutnya yakni ulang tahun ke-110 Kim Il-sung pada 15 April untuk melakukan uji coba senjata utama.
Tidak ada komentar langsung dari Pentagon atau departemen luar negeri AS pada peluncuran hari Minggu.
Washington mengatakan pihaknya terbuka untuk melakukan pembicaraan dengan Korea Utara tanpa prasyarat, tetapi Pyongyang sejauh ini menolak tawaran itu sebagai tidak tulus.
(Tribunnews.com/Yurika)