Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Apa yang Dimaksud Putin dengan 'Denazifikasi' Ukraina, Mengapa Begitu Penting?

Saat kobaran api berkobar di lantai dua dan tiga gedung, beberapa ratus orang yang terperangkap dalam bangunan tersebut berusaha untuk melarikan diri.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
AFP/SERGEI MIKHAILICHENKO
Petugas polisi menahan seorang demonstran selama protes terhadap invasi Rusia ke Ukraina di Saint Petersburg tengah pada 24 Februari 2022. - Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina pada hari Kamis, menewaskan puluhan dan memicu peringatan dari para pemimpin Barat tentang sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya. . Serangan udara Rusia menghantam instalasi militer di seluruh negeri dan pasukan darat bergerak dari utara, selatan dan timur, memaksa banyak warga Ukraina mengungsi dari rumah mereka karena suara bom. (Photo by Sergei MIKHAILICHENKO / AFP) 

Selain mengerahkan pasukan reguler untuk menembaki kota-kota DPR dan LPR, kepemimpinan Ukraina yang baru ini diklaim menarik beberapa pihak yang disebut sebagai 'batalion sukarelawan'.

Mereka merupakan kelompok orang-orang bermasalah, seringkali kaum nasionalis dan mantan narapidana, lalu didanai serta dilengkapi oleh oligarki Ukraina dan pengusaha dengan koneksi ke pemerintahan baru.

Baca juga: Warga Rusia dan Ukraina di Tokyo Jepang Unjuk Rasa Damai, Hentikan Perang

Anggota mereka sering terlibat dalam berbagai kejahatan perang, mulai dari penjarahan hingga pembunuhan warga sipil dan pemerkosaan.

Satu batalion tersebut dijuluki 'Tornado' dan dibubarkan pada Desember 2014 oleh Ukraina, menyusul banyaknya laporan kejahatan.

Namun mirisnya, anggotanya tidak pernah diadili, bahkan banyak diantara mereka hanya pindah ke batalyon lain.

Kejahatan dari batalion sukarelawan terkenal lainnya 'Aidar' juga telah diselidiki, didokumentasikan, dan diungkap oleh organisasi nirlaba Amnesty International.

Kendati demikian, perbuatan mereka yang mengerikan itu tetap tidak mendapatkan hukuman.

Salah satu dari banyak kejahatan diungkap oleh milisi DPR di dekat tambang 'Kommunar', di mana mereka menemukan mayat 4 wanita dan beberapa laki-laki, semuanya warga sipil.

Mereka diikat, disiksa, dan dieksekusi dengan cara ditembak di kepala atau dipenggal.

Salah satu dari 4 wanita itu diyakini telah diperkosa oleh para pejuang batalion.

Penganiayaan ilegal, penahanan, dan pembunuhan anggota oposisi dan wartawan

Kaum nasionalis dan neo-Nazi yang duduk di pemerintahan Ukraina juga memiliki 'sejarah yang kaya' dalam hal melakukan kejahatan dan pelanggaran HAM.

Banyak dari mereka secara cermat dikumpulkan dalam Buku Putih setebal 80 halaman yang disusun oleh Kementerian Luar Negeri Rusia.

Pada pertengahan Juni 2014, kurang dari 5 bulan setelah merebut kekuasaan, otoritas Ukraina yang baru mulai melanggar hak-hak rakyat yang mengekspresikan pendapat dan kebebasan pers.

Baca juga: Mengupas Tiga Akar Masalah Krisis Rusia vs Ukraina, Presiden Putin Tidak Mau Kejayaan Soviet Hilang

Tidak hanya itu, otoritas ini juga melakukan pencarian dan penahanan terhadap para pengunjuk rasa serta jurnalis, hingga memblokir wartawan media asing agar tidak memasuki negara itu.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved