Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

Dipicu Varian Omicron, Kasus Baru Covid-19 di Korea Selatan Capai 90.000 untuk Pertama Kalinya

Korea Selatan melaporkan 90.443 kasus baru virus Corona (Covid-19) untuk pertama kalinya pada hari Selasa (15/2/2022).

Penulis: Rica Agustina
Editor: Miftah
Freepik
ilustrasi virus corona - Korea Selatan melaporkan 90.443 kasus baru virus Corona (Covid-19) untuk pertama kalinya pada hari Selasa (15/2/2022). 

TRIBUNNEWS.COM - Kasus baru virus Corona (Covid-19) di Korea Selatan mencapai 90.000 untuk pertama kalinya.

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) melaporkan 90.443 kasus pada hari Selasa, di mana itu merupakan lonjakan drastis dari 57.177 kasus yang dicatat sehari sebelumnya.

Adapun lonjakan yang terjadi dipicu oleh varian Omicron yang menyebar cepat di Korea Selatan.

Total infeksi di Korea Selatan sejak pandemi menjadi 1.552.851.

Sementara jumlah kematian relatif rendah, dengan 39 kematian pada hari Selasa dan total 7.202 sejauh ini.

Baca juga: AS, Jepang, serta Korea Selatan Bertemu di Hawaii untuk Bahas Uji Coba Rudal Korea Utara

Kasus Covid-19 di Korea Selatan telah menyebar melalui bisnis dan masyarakat.

Hal tersebut membuat liga bola basket putra negara itu menghentikan pertandingannya karena puluhan pemain dinyatakan positif Covid-19, Rabu (16/2/2022).

Penangguhan Liga Bola Basket Korea (KBL) terjadi setelah liga bisbol profesional wanita dihentikan pekan lalu.

Sebelumnya, KBL tetap melanjutkan pertandingan meski beberapa pemain dan anggota staf terinfeksi.

Tetapi akhirnya membatalkan semua pertandingan yang direncanakan minggu ini setelah tiga tim melaporkan masing-masing lebih dari 10 kasus.

Baca juga: WHO: Kasus Baru Covid-19 di Seluruh Dunia Turun 19 Persen, Angka Kematian Stabil

Beberapa pemain secara terbuka mengkritik penyelenggara liga karena gagal melindungi atlet dan keluarga mereka.

Korea Selatan, dengan populasi 52 juta, sebagian besar telah menjadi kisah sukses mitigasi Covid-19, terutama berkat penggunaan masker yang meluas, jarak sosial, serta tes dan penelusuran yang agresif.

Tetapi pihak berwenang menghapus pelacakan kontak dan isolasi wajib untuk orang yang divaksinasi.

Pihak berwenang juga memberlakukan "diagnosis mandiri" dan perawatan di rumah mulai bulan ini untuk menghindari peningkatan pasien di rumah sakit.

Mulai bulan ini, pasien yang dirawat di rumah sakit adalah mereka yang memiliki penyakit bawaan (komorbid) yang serius.

Baca juga: Belanda akan Cabut Pembatasan Covid-19 Secara Bertahap, Tak Wajib Jaga Jarak hingga Soal Masker

Kim Boo-kyum mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan untuk melonggarkan pembatasan jarak yang ketat saat ini.

Pembatasan jarak yang dimaksud yakni jam malam untuk restoran, kafe dan bar, dan larangan pertemuan lebih dari enam orang yang divaksinasi.

Keputusan untuk pelonggaran itu rencananya akan diumumkan pada hari Jumat.

Untuk diketahui, pembatasan telah muncul sebagai masalah sensitif secara politik menjelang pemilihan presiden 9 Maret, dengan pemilik usaha kecil menyerukan pencabutan aturan tersebut.

Tetapi beberapa ahli telah memperingatkan bahwa aturan yang melonggarkan hanya akan memicu penyebaran virus dan membebani sistem medis.

"Kami melihat pandangan yang beragam dan berbagai masalah mengenai penyesuaian jarak, dan kami akan membuat keputusan setelah mendengarkan banyak pendapat," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Son Young-rae dikutip dari Channel News Asia.

Lebih dari 86 persen warga Korea Selatan telah divaksinasi lengkap dan 58 persen telah menerima suntikan booster, menurut data KDCA.

Baca juga artikel lain terkait Virus Corona atau Korea Selatan

(Tribunnews.com/Ica)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved