Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Konflik Rusia vs Ukraina: Amerika Serikat Sebut Moskow Mungkin Buat Dalih Serang Kyiv

AS mengatakan pada Minggu (13/2/2022) bahwa Rusia dapat menginvasi Ukraina kapan saja dan mungkin membuat dalih mengejutkan untuk melakukan serangan

Editor: Inza Maliana
AFP
Dokumentasi foto pada 12 Maret 2021 menunjukkan Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan berbicara selama konferensi pers harian di Brady Briefing Room Gedung Putih di Washington, DC. Sullivan mengatakan kepada CNN pada 13 Februari 2022, bahwa Rusia dapat melakukan aksi militer besar di Ukraina kapan saja saat ini. 

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) mengatakan pada Minggu (13/2/2022) bahwa Rusia dapat menginvasi Ukraina kapan saja dan mungkin membuat dalih mengejutkan untuk melakukan serangan.

Rusia memiliki lebih dari 100.000 tentara di perbatasan Ukraina.

Washington telah berulang kali mengatakan invasi sudah dekat.

Dilansir Reuters, Moskow menyangkal rencana invasi dan menuduh Barat "histeris".

Kanselir Jerman Olaf Scholz menyerukan Rusia untuk mengurangi ketegangan dan memperingatkan sanksi jika Moskow benar-benar menyerang.

Baca juga: Presiden Ukraina Menganggap Enteng Peringatan Invasi Rusia yang Menambah Jumlah Pasukan

Baca juga: Ketegangan Meningkat, Presiden Ukraina Undang Biden untuk Segera Berkunjung

Gambar selebaran ini milik Angkatan Darat AS menunjukkan Prajurit AS dengan Skuadron ke-2, Resimen Kavaleri ke-2 memuat kendaraan lapis baja Stryker ke sebuah truk di Lapangan Udara Rose Barracks Komando Pelatihan Angkatan Darat ke-7, Vilseck, Jerman, 9 Februari 2022. Skuadron akan dikerahkan ke Rumania dalam beberapa hari mendatang untuk menambah lebih dari 900 anggota pasukan AS yang sudah ada di Rumania. Langkah ini dirancang untuk menanggapi situasi keamanan saat ini dan untuk memperkuat sikap pencegahan dan pertahanan di sisi timur NATO. Presiden AS Joe Biden mengumumkan pekan lalu bahwa ia mengirim 1.000 tentara ke Rumania dan 2.000 ke Polandia, karena Rusia menolak untuk menarik kembali pasukan yang ditempatkan di perbatasan Ukraina. (Photo by Gertrud Zach / US ARMY / AFP)
Gambar selebaran ini milik Angkatan Darat AS menunjukkan Prajurit AS dengan Skuadron ke-2, Resimen Kavaleri ke-2 memuat kendaraan lapis baja Stryker ke sebuah truk di Lapangan Udara Rose Barracks Komando Pelatihan Angkatan Darat ke-7, Vilseck, Jerman, 9 Februari 2022. Skuadron akan dikerahkan ke Rumania dalam beberapa hari mendatang untuk menambah lebih dari 900 anggota pasukan AS yang sudah ada di Rumania. Langkah ini dirancang untuk menanggapi situasi keamanan saat ini dan untuk memperkuat sikap pencegahan dan pertahanan di sisi timur NATO. Presiden AS Joe Biden mengumumkan pekan lalu bahwa ia mengirim 1.000 tentara ke Rumania dan 2.000 ke Polandia, karena Rusia menolak untuk menarik kembali pasukan yang ditempatkan di perbatasan Ukraina. (Photo by Gertrud Zach / US ARMY / AFP) (AFP/GERTRUD ZACH)

Di Washington, Penasihat Keamanan Nasional Presiden Joe Biden, Jake Sullivan mengatakan invasi dapat dimulai "kapan saja".

“Kami tidak dapat memprediksi hari dengan sempurna, tetapi kami sekarang telah mengatakan untuk beberapa waktu bahwa kami berada di jendela,” kata Sullivan kepada CNN.

Para pejabat AS mengatakan mereka tidak dapat mengkonfirmasi laporan bahwa intelijen AS mengindikasikan Rusia berencana untuk menyerang pada Rabu (16/2/2022).

Baca juga: INI Prediksi AS: Rusia Akan Mulai Invasi ke Ukraina Dengan Serangan Rudal dan Serangan Bom

Dokumentasi foto pada 12 Maret 2021 menunjukkan Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan berbicara selama konferensi pers harian di Brady Briefing Room Gedung Putih di Washington, DC. Sullivan mengatakan kepada CNN pada 13 Februari 2022, bahwa Rusia dapat melakukan aksi militer besar di Ukraina kapan saja saat ini.
Dokumentasi foto pada 12 Maret 2021 menunjukkan Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan berbicara selama konferensi pers harian di Brady Briefing Room Gedung Putih di Washington, DC. Sullivan mengatakan kepada CNN pada 13 Februari 2022, bahwa Rusia dapat melakukan aksi militer besar di Ukraina kapan saja saat ini. (AFP)

Sullivan mengatakan Washington akan terus membagikan apa yang telah dipelajarinya kepada dunia untuk menolak kesempatan Moskow melakukan operasi "bendera palsu" yang dapat menjadi dalih untuk melakukan serangan.

"(AS) juga akan mempertahankan setiap inci wilayah NATO dan Rusia, kami pikir sepenuhnya memahami pesan itu," tambah Sullivan dalam wawancara CBS terpisah.

Biden berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada Minggu (13/2/2022).

Mereka sepakat tentang pentingnya melanjutkan diplomasi dan pencegahan dalam menanggapi pembangunan militer Rusia, kata Gedung Putih setelah panggilan telepon.

Kantor Zelenskiy mengatakan dia mengundang Biden untuk segera mengunjungi Ukraina.

Gedung Putih menolak berkomentar.

Baca juga: Jika Rusia Invasi Ukraina, Presiden AS Joe Biden Janjikan Tindakan Balasan Cepat dan Tegas

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. (Twitter Volodymyr Zelenskyy)

Diberitakan Reuters sebelumnya, Biden mengatakan kepada Putin dalam panggilan telepon pada hari Sabtu bahwa Barat akan menanggapi dengan tegas setiap invasi dan serangan semacam itu akan membahayakan dan mengisolasi Moskow. 

Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengatakan di Twitter, seperti dikutip dari Reuters, sejauh ini Kyiv telah menerima hampir 1.500 ton amunisi dari sekutu yang dikirim dalam 17 penerbangan, termasuk sekitar 180 ton dari Amerika Serikat. 

Baca juga: Di Ambang Perang dengan Rusia, Maskapai Penerbangan Mulai Hindari Wilayah Udara Ukraina

Sementara itu, Kementerian pertahanan Kanada mengatakan telah menarik sementara personel militernya yang berbasis di Ukraina ke lokasi yang dirahasiakan di Eropa.

Kanada, yang merupakan rumah bagi populasi Ukraina terbesar ketiga di dunia setelah Ukraina dan Rusia, telah menjalankan misi pelatihan dengan 200 personel di Ukraina barat sejak 2015.

Permintaan keamanan Rusia

Kremlin menyebut perbincangan Putin dengan Biden pada Sabtu (12/2/2022) menyinggung soal kegagalan Washington dalam mempertimbangkan kekhawatiran utama Rusia.

Putin menginginkan jaminan dari Amerika Serikat dan NATO yang mencakup memblokir masuknya Ukraina ke NATO, menahan diri dari penempatan rudal di dekat perbatasan Rusia dan mengurangi infrastruktur militer NATO di Eropa ke tingkat 1997.

Baca juga: Harga Bensin di Tokyo Jepang Terus Melonjak Dampak Ketegangan Ukraina-Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin memberi isyarat saat dia berbicara selama pertemuan darurat video Dewan Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang berfokus pada situasi di Kazakhstan setelah protes keras, di kediaman negara bagian Novo-Ogaryovo, di luar Moskow, Senin (10/1/2022). (Alexey NIKOLSKY / SPUTNIK / AFP)
Presiden Rusia Vladimir Putin memberi isyarat saat dia berbicara selama pertemuan darurat video Dewan Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang berfokus pada situasi di Kazakhstan setelah protes keras, di kediaman negara bagian Novo-Ogaryovo, di luar Moskow, Senin (10/1/2022). (Alexey NIKOLSKY / SPUTNIK / AFP) (AFP/ALEXEY NIKOLSKY)

Washington telah mendorong Kremlin untuk membahasnya bersama-sama dengan Washington dan sekutu Eropanya.

"Jalan diplomatik tetap terbuka," kata Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken setelah dia mengadakan pembicaraan pada Sabtu dengan sekutu Asia.

Washington dan sekutu Eropanya dan lainnya telah mengurangi atau mengevakuasi staf kedutaan dan mendesak warga untuk segera pergi atau menghindari perjalanan ke Ukraina.

Staf AS di Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) mulai berangkat dengan mobil dari kota Donetsk yang dikuasai pemberontak di Ukraina timur pada Minggu, kata seorang saksi mata Reuters

Baca juga: Olaf Scholz: Jerman Akan Jatuhkan Sanksi Segera kepada Rusia Jika Invasi Ukraina

Berita lain terkait dengan Konflik Rusia vs Ukraina

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved