Minggu, 5 Oktober 2025
Deutsche Welle

Ingin Kembali Hidup Normal, Banyak Negara Longgarkan Pembatasan COVID-19

Pesta di klub, bioskop dibuka, tak lagi pakai masker di tempat umum, jadi hal biasa di Eropa dan Amerika Utara. Banyak negara melonggarkan…

Kepala Program Darurat Kesehatan WHO Dr. Michael Ryan memperingatkan bahwa tekanan politik dapat menyebabkan beberapa negara membuka kembali pembatasan terlalu cepat - dan "itu akan mengakibatkan penularan yang tidak perlu, penyakit parah yang tidak perlu, dan kematian yang tidak perlu."

Tak semua negara maju longgarkan pembatasan COVID-19

Di Jerman, di mana infeksi masih mencatat rekor harian, pembatasan pertemuan pribadi, dan persyaratan bagi orang untuk menunjukkan bukti vaksinasi atau pemulihan untuk memasuki toko yang bukan penyedia barang kebutuhan sehari-hari, tetap berlaku.

"Saya pikir saat kita merasa bahwa kita dapat melonggarkan secara bertanggung jawab, pemerintah federal dan negara bagian akan mengambil langkah itu,” kata juru bicara pemerintah Jerman Steffen Hebestreit, Senin (31/01). "Tapi saat ini, (melonggarkan pembatasan) itu masih agak prematur."

Benua lain bahkan lebih berhati-hati. Negara kepulauan Pasifik, Tonga, dikunci pada hari Rabu (02/02) setelah menemukan kasus virus corona pada dua pekerja pelabuhan yang membantu mendistribusikan bantuan setelah letusan gunung berapi dan tsunami.

Hanya beberapa hari menjelang Olimpiade, Cina berpegang teguh pada kebijakan nol COVID-nya, dengan memberlakukan penguncian dan karantina yang ketat ketika ada kasus yang terdeteksi, mewajibkan penggunaan masker pada transportasi umum, dan mengharuskan orang untuk menunjukkan status "hijau" pada aplikasi kesehatan untuk memasuki sebagian besar restoran dan toko.

Dr. Atiya Mosam dari Asosiasi Kesehatan Masyarakat Afrika Selatan mengatakan langkah-langkah seperti itu adalah "langkah praktis untuk mengakui bahwa COVID-19 akan tetap ada, meskipun kita mungkin memiliki gejala yang lebih ringan.”

"Kami mengakui bagaimana penularan terjadi, sementara pada dasarnya menyeimbangkan kebutuhan masyarakat untuk menjalani hidup mereka,” kata Mosam. ha/yf (AP)

Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved