Selasa, 7 Oktober 2025

Virus Corona

Boris Johnson Minta Maaf setelah Gelaran Pestanya saat Lockdown Terungkap ke Publik

PM Inggris Boris Johnson meminta maaf setelah gelaran pestanya saat lockdown Covid-19 terungkap ke publik.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Miftah
Adrian DENNIS / AFP / POOL
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengadakan konferensi pers untuk pembaruan Covid-19 terbaru di ruang pengarahan Downing Street di London pusat pada 8 Desember 2021. 

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson meminta maaf pada Senin (31/1/2022) setelah gelaran pesta di rumahnya saat lockdown terungkap ke publik.

Meski dituntut mundur oleh oposisi, Johnson menolak dan bersikukuh pemerintahnya dapat dipercaya.

Johnson mengaku akan membuat perubahan dalam pemerintahannya setelah skandal 'pesta'nya.

"Saya mengerti dan saya akan memperbaikinya," kata Johnson, dikutip dari APNews, Selasa (1/2/2022).

Hal ini disampaikan Johnson setelah pegawai negeri senior Sue Gray menemukan bahwa pesta yang digelar Johnson bersama stafnya merupakan "kegagalan serius" dalam mematuhi standar yang diharapkan dari pemerintah.

Gray menerbitkan hasil temuannya pada empat pertemuan di tahun 2020 dan 2021.

Sementara, polisi sedang menyelidiki beberapa peristiwa lebih lanjut.

Boris Johnson Menolak Mundur

Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Rabu (26/1/2022) menolak seruan oposisi untuk mengundurkan diri karena menghadiri pesta saat lockdown.

Namun Johnson menerima bahwa aturan, yang mengharuskan para menteri kehilangan pekerjaan mereka jika dengan sengaja menyesatkan Parlemen, diterapkan padanya.

Johnson, yang pada 2019 memenangkan mayoritas Konservatif terbesar dalam lebih dari 30 tahun, bersiap menghadapi publikasi penyelidikan resmi atas klaim bahwa ada beberapa pesta di Downing Street selama lockdown.

Johnson mengatakan kepada Parlemen bahwa tidak ada aturan yang dilanggar.

Tidak segera jelas kapan hasil penyelidikan oleh pejabat Kantor Kabinet Sue Gray akan dipublikasikan, terutama karena polisi telah membuka penyelidikan mereka sendiri.

Perdana Menteri Boris Johnson (tengah) tiba untuk mengambil bagian dalam Konferensi Reformasi Ukraina internasional kedua pada 27 Juni 2018 di pusat konferensi Eigtveds Pakhus di Kopenhagen, Denmark.
Perdana Menteri Boris Johnson (tengah) tiba untuk mengambil bagian dalam Konferensi Reformasi Ukraina internasional kedua pada 27 Juni 2018 di pusat konferensi Eigtveds Pakhus di Kopenhagen, Denmark. (Martin Sylvest/Ritzau Scanpix/AFP)

Ditanya oleh pemimpin oposisi Partai Buruh Keir Starmer apakah kode etik menteri, yang mengatakan bahwa menteri yang dengan sengaja menyesatkan Parlemen harus mengajukan pengunduran diri, diterapkan padanya, Johnson berkata: "Tentu saja."

"Jika dia menyesatkan Parlemen, dia harus mengundurkan diri," kata Starmer kepada Parlemen.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved