Jadi Satu-satunya Kandidat, Tedros Adhanom Ghebreyesus Dipastikan Terpilih Kembali sebagai Ketua WHO
Tedros Adhanom Ghebreyesus dipastikan akan kembali memimpin WHO, ia dapat dukungan luas dari berbagai negara.
Ironisnya, pihak oposisi utama terhadap Tedros datang dari negaranya sendiri.
Pemerintah Ethiopia mengecam komentarnya tentang situasi kemanusiaan di wilayah asalnya di Tigray, dalam cengkeraman konflik 14 bulan.
Dalam sebuah pernyataan, Ethiopia menuduhnya melakukan "pelanggaran mencolok", setelah "menyalahgunakan jabatannya" untuk memajukan propaganda.
"Keterlibatannya di negara anggota WHO yang mengadvokasi pihak yang berkonflik merupakan pelanggaran terang-terangan," kata Ethiopia.
Posisi Ethiopia tidak mendapat banyak dukungan.
Addis Ababa memblokir Uni Afrika dari suara bulat Tedros sebagai calon menjelang pemungutan suara Selasa.
Tetapi beberapa negara di Afrika termasuk di antara 28 negara terutama Eropa yang secara resmi mengajukan namanya.
Kritik dan Penolakan
Tedros juga mendapat dukungan di Washington.
Dukungan itu menandai perubahan besar sejak awal pandemi.
Saat itu, mantan presiden Donald Trump mulai menarik Amerika Serikat keluar dari WHO, menuduh Tedros sebagai boneka Beijing yang membantu menutupi wabah awal.
Penerus Trump, Joe Biden, kemudian menghentikan penarikan itu.
Pemerintahan barunya telah menyuarakan dukungan yang lebih kuat untuk Tedros yang telah mengambil sikap lebih keras dengan China.
Tedros menuntut transparansi yang lebih besar seputar asal-usul wabah.
Beijing yang menegur kepala WHO untuk beberapa komentar itu, rupanya tetap mendukung pencalonannya.