Virus Corona
Kasus Omicron Bertambah, Gedung Putih Akan Bagikan 400 Juta Masker N95 Gratis ke Seluruh AS
400 juta masker N95 akan tersedia secara luas dan penerima tidak akan diprioritaskan berdasarkan faktor kesehatan atau demografi apapun.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Administrasi Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan mendistribusikan 400 juta masker N95 secara gratis di seantero AS.
Kebijakan ini diambil di tengah lonjakan kasus varian baru virus corona (Covid-19) Omicron di negara itu.
Pernyataan ini disampaikan Penasihat Senior untuk Tanggapan Covid-19 AS, Dr. Tom Inglesby pada Rabu kemarin.
Dikutip dari laman Sputnik News, Kamis (20/1/2022), 400 juta masker N95 akan tersedia secara luas dan penerima tidak akan diprioritaskan berdasarkan faktor kesehatan atau demografi apapun.
"Pemerintahan Biden meyakini bahwa orang yang ingin mengaksesnya, tentu akan dapat mengaksesnya. Menyediakan masker dan melakukan pengujian (testing) merupakan bagian dari pendekatan administrasi baru untuk pasokan peralatan kesehatan di luar gelombang kasus varian Omicron saat ini," kata Inglesby.
Baca juga: Kata Epidemiolog Soal Kenaikan Kasus Omicron : Kalau Rumah Sakit Sudah Penuh, Itu Sudah Telat
Ia menekankan Gedung Putih bahkan benar-benar mempersiapkan 'amunisi' terkait kemungkinan akan munculnya lebih banyak varian Covid-19 di masa depan.
"Warga AS dapat berharap banyak kepada pemerintah AS untuk membuat lebih banyak masker N95 yang diakui oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS untuk menawarkan perlindungan terbaik terhadap Covid-19," tegas Inglesby.
Pendistribusian 400 juta masker ini pun dianggap sebagai penanda jumlah penyebaran terbesar Alat Pelindung Diri (APD) dalam sejarah AS.
Masker Kain Tidak Efektif
Strain varian virus corona Omicron kian menggeser dominasi varian Delta dan strain SARS-CoV-2 lainnya di Amerika Serikat.
Para pakar kesehatan AS pun mengatakan bahwa masker kain tak efektif melindungi dari penularan varian Omicron.
Di tengah semakin banyak orang yang tertular varian Omicron, sejumlah pakar di AS tak lagi menganjurkan penggunaan masker kain.
Para pakar malah menyarankan, sebaiknya menggunakan masker N95 yang dinilai lebih bisa melindungi penularan varian baru virus corona tersebut.
Seperti diberitakan ABC News, Rabu (12/1/2022), awal pekan ini, jumlah kasus Omicron di Amerika Serikat sudah mencapai 1,4 juta kasus.
Menurut John Hopkins University, sejauh ini, data tersebut adalah jumlah angka harian tertinggi di dunia.
"Omicron merupakan varian yang sangat mudah menular, mungkin patogen yang paling cepat menular di dunia saat ini," kata Lawrence Gostin, profesor bidang hukum kesehatan global dari Georgetown University.
Gostin yang juga bekerja di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ini mengatakan, "Masker kain sama sekali tidak memberi perlindungan apapun saat ini,".
"Menghadapi Delta, tingkat efektivitas masker kain adalah sekitar 20-30 persen, namun menghadapi Omicron, hampir tidak ada perlindungannya," kata Gostin mengungkapkan masker kain tak efektif cegah Omicron.
Lebih lanjut ia mengatakan, "Masker kain itu sama sekali tidak ada gunanya menghadapi patogen yang beterbangan di udara, bahkan masker yang dipakai untuk operasi tidaklah efektif seperti seharusnya," jelas Gostin.
Masker terbaik yang melindungi dari Omicron
Kendati demikian, masih sulit untuk memahami mana masker di pasaran yang dapat efektif untuk mencegah penularan virus.
Masker N95 yang terkadang disebit sebagai respirator sudah mendapat sertifikasi sesuai standar Amerika Serikat.
Demikian pula di Australia, masker N95 atau dikenal juga dengan nama masker P2, dianggap sebagai opsi terbaik di pasaran. Jenis masker ini dinilai lebih efektif melindungi dari paparan Covid varian Omicron, dibandingkan masker kain.
Termasuk pilihan masker yang dijual secara online. Seperti masker KN95 yang memenuhi standar China dan masker KF94 dengan desain yang sedikit berbeda yang memenuhi standar di Korea Selatan.
Namun demikian, baik masker KN95 maupun masker KF94, jika memang masker itu asli, maka seharusnya dapat memberikan perlindungan yang sama dengan masker N95.
Untuk diketahui, masker N95 terbuat dari berbagai bahan sintesis dengan beberapa lapisan yang 95 persen bisa mencegah masuknya partikel yang beterbangan di udara.
Lantas, bagaimana jika masker N95 tidak tersedia?
Apabila masker N95 tidak tersedia, maka pakar pun menyarankan pilihan lain yakni menggunakan masker bedah atau masker medis yang umumnya digunakan untuk operasi, tapi bukan yang terbuat dari kertas.
Paling penting untuk diingat adalah masker itu harus bisa menutupi mulut dan hidung sepenuhnya.
"Dua hal yang paling penting dari sebuah masker adalah lapisan pelindung, kedua cara pemakaian yang benar," kata Sabrina Assoumou, dokter penyakit menular di Boston Medical Center.
Di samping itu, menggunakan dobel masker, yakni memakai masker bedah kemudian dilapisi lagi dengan masker kain juga bisa membantu.
Penggunaan dua masker sudah populer di Amerika Serikat tahun lalu, namun Dr Assoumou mengatakan bahwa ada dua asumsi yang salah jika masker kain akan membantu meningkatkan perlindungan.
Sebab, yang membantu perlindungan dari infeksi penularan Covid-19 adalah masker untuk bedah yang menutup bagian mulut dan hidung.
Dr Assoumou pun menyarankan agar tidak lagi menggunakan masker kain.
"Saya ingin mengatakan kepada siapa saja yang masih menggunakan masker kain, pertimbangkanlah untuk paling tidak menggunakan masker bedah. Ini yang akan saya rekomendasikan kepada pasien saya, kepada orang-orang yang saya cintai," ujarnya.