Selasa, 7 Oktober 2025

Virus Corona

Studi: Booster Johnson & Johnson 85 Persen Efektif Kurangi Risiko Rawat Inap Akibat Varian Omicron

Studi Afrika Selatan mengatakan bahwa booster vaksin Johnson & Johnson 85% efektif melindungi agar tidak rawat inap oleh varian Omicron.

Frederic J. BROWN / AFP
Botol vaksin Johnson & Johnson Janssen Covid-19 dosis tunggal yang disiapkan oleh St. John's Well Child and Family Center dan Los Angeles County Federation of Labour and Immigrant pada 25 Maret 2021 di Los Angeles, California - Booster J&J 85 persen efektif lawan rawat inap oleh varian Omicron. 

WHO Rekomendasikan Dua Obat Baru Covid-19

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan rekomendasi dua obat baru untuk perawatan Covid-19.

Rekomendasi pengobatan baru datang ketika pandemi menyebar semakin cepat di seluruh dunia.

Lebih dari 15 juta kasus baru Covid-19 dilaporkan ke WHO dalam seminggu terakhir.

Setelah varian Delta, kini dunia sedang dibuat khawatir oleh varian Omicron.

Seperti diketahui, varian Omicron yang lebih menular dan memicu lonjakan kasus yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kedua obat baru rekomendasi WHO yakni Baricitinib dan Kortikosteroid.

Panel ahli internasional badan PBB dalam Jurnal Medis yang diterbitkan oleh Inggris pada Jumat (14/1/2022) menyebutkan, obat baricitinib, yang juga digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis, sangat dianjurkan untuk pasien dengan Covid-19 yang parah atau kritis.

Baricitinib dikombinasikan dengan Kortikosteroid.

Dilansir Al Jazeera, obat tersebut mengurangi kebutuhan akan ventilasi dan telah terbukti meningkatkan peluang pasien untuk bertahan hidup tanpa tanda-tanda peningkatan reaksi yang merugikan. 

Mereka juga memberikan rekomendasi bersyarat untuk sotrovimab, pengobatan antibodi monoklonal eksperimental, bagi mereka dengan Covid-19 yang tidak parah tetapi dengan risiko masuk rumah sakit yang sangat tinggi.

Antibodi monoklonal adalah senyawa yang dibuat di laboratorium yang meniru mekanisme pertahanan alami tubuh.

Rekomendasi tersebut didasarkan pada bukti baru dari tujuh uji coba yang melibatkan lebih dari 4.000 pasien dengan kasus Covid-19 yang tidak parah, parah, dan kritis.

“Panduan menambah rekomendasi sebelumnya untuk penggunaan penghambat reseptor interleukin-6 dan Kortikosteroid sistemik untuk pasien dengan Covid-19 yang parah atau kritis."

"Rekomendasi bersyarat untuk penggunaan casirivimab-imdevimab (pengobatan antibodi monoklonal lain) pada pasien tertentu; dan menentang penggunaan plasma konvalesen, ivermectin dan hydroxychloroquine pada pasien Covid-19 terlepas dari tingkat keparahan penyakitnya,” kata WHO dalam sebuah pernyataan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved