Para Menteri Luar Negeri G7 Beri Peringatan kepada Teheran dan Moskow
Para menlu G7 bertemu di Liverpool, mengancam Kremlin dengan sanksi ekonomi baru jika mereka menyerang Ukraina. Sementara itu, Teheran…
Kelompok negara-negara G7 pada hari Minggu (12/12) mengeluarkan peringatan kepada Rusia dan Iran ketika G7 tengah berusaha untuk menghadirkan front persatuan yang kuat melawan ancaman global.
Para menteri luar negeri G7 yang bertemu di Liverpool, Inggris, mengatakan bahwa waktu hampir habis bagi Teheran untuk menyepakati kesepakatan baru untuk mengekang ambisi nuklirnya. Selain itu, mereka juga memperingatkan Moskow tentang konsekuensi jika menyerang Ukraina.
G7 siap untuk tingkatkan sanksi terhadap Rusia
Para menteri G7 membahas rencana untuk membatasi ambisi Rusia di tengah kekhawatiran bahwa Moskow mungkin bersiap untuk menyerang Ukraina.
Intelijen AS menilai bahwa Rusia dapat merencanakan serangan multi-front di Ukraina pada awal tahun depan, yang melibatkan hingga 175.000 tentara.
Kremlin telah membantah tuduhan itu, tetapi menuntut jaminan keamanan yang mengikat secara hukum bahwa NATO tidak akan menerima Ukraina sebagai anggota atau menempatkan pasukannya dekat dengan wilayah Rusia.
Para menteri G7 mendukung janji Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk mendukung Ukraina dan menghalangi Presiden Rusia Vladimir Putin dengan peringatan yang jelas tentang sanksi ekonomi yang berat.
"Kita sudah jelas bahwa setiap serangan oleh Rusia ke Ukraina akan menghadirkan konsekuensi besar yang akan menimbulkan kerugian besar," kata Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss pada konferensi pers saat pembicaraan G7 usai.
Mengenai sanksi ekonomi, Truss mengatakan G7 "mempertimbangkan semua opsi."
Dilansir Reuters, masih belum ada kesepakatan yang jelas tentang apakah G7 akan menjatuhkan sanksi pada proyek pipa gas Nord Stream 2.
Namun, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan sulit untuk melihat pipa itu beroperasi "jika Rusia telah memperbarui agresinya terhadap Ukraina, jika mengambil tindakan baru."
"Jadi saya pikir Presiden (Vladimir) Putin juga harus mempertimbangkannya, karena dia memikirkan apa yang akan dia lakukan selanjutnya," kata Blinken.
Setelah pertemuan G7, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan kepada stasiun televisi ZDF bahwa "jika terjadi eskalasi lebih lanjut, pipa gas ini tidak dapat beroperasi," mengklarifikasi ancaman sebelumnya yang dibuat oleh Kanselir Olaf Scholz.
Proyek pembangunan pipa yang mengalirkan gas Rusia ke Jerman, belum diberi izin operasi oleh pemerintah Jerman. Polandia dan AS telah meminta Jerman untuk menunda persetujuan apa pun sebagai peringatan kepada Rusia atas Ukraina.
Teheran diberi 'kesempatan terakhir'
Inggris, yang memegang kursi kepresidenan bergilir G7, mengatakan pembicaraan yang nantinya dilanjutkan di Wina adalah kesempatan terakhir Iran untuk datang berunding dengan resolusi serius.