COP26: Tersisa Sedikit Waktu, Tapi Segunung Tantangan Atasi Krisis Iklim
Analis PBB mengatakan "ada beberapa langkah kecil yang serius, tapi bukan lompatan jauh" yang diinginkan untuk atasi krisis iklim.…
Perwakilan AS Alexandria Ocasio-Cortez bersama dengan Ketua DPR Nancy Pelosi, mengatakan kepada wartawan bahwa dia memiliki pesan untuk para pemrotes muda itu: "Tetap di jalanan. Terus dorong."
Kesenjangan antara negara kaya dan miskin juga menjadi tantangan. Di satu sisi negara-negara yang menjadi maju dan menjadi kaya dari Revolusi Industri, telah memanfaatkan batu bara, minyak, dan gas sejak lama. Di sisi lain, negara-negara miskin dan berkembang yang masih bergantung pada batu bara, sekarang diberitahu bahwa bahan bakar itu terlalu berbahaya bagi planet ini.
Kemudian, ada masalah tentang janji $100 miliar (Rp1,425 triliun) per tahun yang pertama kali dibuat pada 2009. Negara-negara maju masih belum mencapai uang tersebut. Tahun ini, negara-negara kaya meningkatkan bantuan mereka menjadi $80 miliar (Rp1,139 triliun) per tahun, tetapi masih kurang dari apa yang dijanjikan.
"Semua orang di sini sangat marah,” kata Saleemul Huq, pakar ilmu iklim dan kebijakan yang merupakan direktur Pusat Internasional untuk Perubahan Iklim dan Pembangunan di Bangladesh.
Perjuangan belum selesai?
Huq mengatakan ini lebih dari sekadar uang, penting untuk menjembatani kesenjangan kepercayaan antara negara kaya dan negara miskin.
"Mereka mengingkari janji mereka. Mereka gagal mengirimkannya,” kata Huq. "Dan mereka tampaknya tidak peduli tentang itu. Dan, jadi mengapa kita harus mempercayai apa pun yang mereka katakan lagi?”
Namun, Andersen dan Sharma masih memiliki harapan.
"Kami belum selesai. Kami masih punya beberapa hari," kata Anderson. "Jadi kami tentu dari pihak kami, dari pihak Perserikatan Bangsa-Bangsa, kami akan mencoba menekan dan membuat pihak-pihak terlibat menyetujui untuk melakukan sesuatu.”
pkp/ha (AP)