Rabu, 1 Oktober 2025
Deutsche Welle

Dari Irak ke Belarus: Bagaimana Para Pengungsi Bisa Sampai ke Eropa?

Perjalanan pengungsi kali ini berbeda dari tahun 2015. Kini melibatkan perusahaan penyewaan pesawat dan 'permainan' layanan visa dan…

Sejak awal Oktober 2021, diketahui telah ada sekitar 11.300 upaya para imigran untuk memasuki wilayah Polandia secara ilegal dari Belarus. Sepajang tahun 2021, ada 23.000 laporan tentang upaya semacam ini.

Dari titik perbatasan itu, banyak dari para pengungsi yang kemudian menuju perbatasan Jerman. Ada tiga negara bagian Jerman yang berbatasan langsung dengan Polandia, yakni Brandenburg, Mecklenburg-Vorpommern dan Sachsen. Polisi perbatasan mengatakan, sekitar 6.000 penyeberangan ilegal terjadi sepanjang tahun ini.

Siapa para pengungsi dan dari mana asalnya?

Sebagian besar dari para pengungsi yang diselundupkan ini berasal dari Irak, tetapi ada juga warga negara lain seperti Suriah, Kongo, dan Kamerun yang melakukan perjalanan ke Minsk, Belarus. Saat ini, diketahui ada tiga kota di wilayah Kurdi, Irak, yang menjadi titik keberangkatan utama: Irbil, Shiladze dan Sulaymaniyah.

Irak bulan Agustus lalu telah menangguhkan penerbangan langsung dari Baghdad menyusul tekanan dari Uni Eropa. Jadi sekarang para pengungsi ini terbang melalui Dubai, Turki, Lebanon, dan Ukraina, demikian menurut agen perjalanan lokal.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman pada pekan lalu melaporkan, ada peningkatan nyata dalam jumlah penerbangan langsung ke Minsk dari Beirut, Damaskus, dan Amman.

Berapa biayanya?

Menurut sejumlah laporan, perjalanan semacam ini dapat menelan biaya antara €12.000 hingga €15.000 (sekitar Rp197 juta - 246 juta). Harga ini sudah termasuk visa, ongkos pesawat, dan biaya diselundupkan lewat jalur darat di Eropa untuk sekali jalan.

Kedutaan Besar Belarus di Irbil dilaporkan menangani pembuatan visa. Namun, seorang pekerja agen perjalanan di Baghdad yang tidak ingin nama dan agensinya diungkap mengatakan kepada DW bahwa kedutaan telah "mengalihdayakan permohonan visa ke sejumlah agen perjalanan".

Lebih lanjut ia mengatakan, dulu dia juga kerap mendapatkan permohonan layanan pengajuan visa seperti itu, tetapi kini telah berhenti memprosesnya. "Saya tidak melakukannya lagi karena layanan ini terlalu abu-abu dan saya tidak ingin membahayakan bisnis saya. Namun biasanya butuh waktu antara lima hari hingga dua minggu untuk mendapatkan visa."

Sumber tersebut juga mengonfirmasi kepada DW pendaftaran visa kini juga dialihdayakan ke kedutaan Belarus di negara selain Irak.

Dalam sebuah video di kanal YouTube, perusahaan Rusia bernama Made in Russia24, yang menawarkan jasa pariwisata resmi seperti memberikan visa turis menjelaskan, persyaratan visa telah berubah.

Kini warga Irak dan Suriah tidak dapat lagi bepergian sebagai turis ke Belarus dengan cap visa yang dibubuhi di bandara pertama kali mereka terbang. Warga Irak dan Suriah kini memerlukan apa yang disebut stiker visa yang bisa didapatkan dari kedutaan Belarus. Menurut perusahaan itu, warga Irak hanya dapat memperoleh visa lewat Kedutaan Besar Belarus di Ankara, Turki.

Stasiun TV independen Belarus, Belsat.eu, mengutip sebuah laporan media lokal menyebutkan, 12 agen perjalanan di Belarus telah secara "diam-diam" diberikan persetujuan untuk mengatur pemberian visa bagi orang asing. Beberapa dari agensi tersebut sebelumnya telah masuk daftar hitam, demikian menurut laporan itu. Tetapi entah bagaimana bisa kembali muncul dalam daftar perusahaan yang mendapat persetujuan.

Sementara VIP Grub, layanan paspor dan visa di Istanbul, mengklaim dapat membantu membawa orang ke Eropa melalui "cara konvensional" dan menyiratkan bahwa Eropa tengah membutuhkan banyak pekerja asing. Beredar pula iklan dengan teks yang berbunyi: "Maskapai penerbangan Eropa saja butuh 1,2 juta pengungsi. Manfaatkan kesempatan. Bayar setelah Anda sampai."

Maskapai mana saja yang terlibat?

Perusahaan yang terdaftar di Uni Eropa (UE) saat ini menyewakan pesawat ke maskapai nasional Belarus, Belavia. Para menteri luar negeri UE ingin menekan praktik ini dan tengah mempertimbangkan sanksi.

Halaman
12
Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved