Kamis, 2 Oktober 2025

Badan Mata-mata Korea Selatan Sebut Kim Jong Un Turun Berat Badan hingga 20 Kg, tapi Masih Sehat

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengalami penurunan berat badan hingga 20 kg tetapi masih sehat.

KCNA VIA KNS / AFP
Kiri: Foto Kim Jong Un yang diambil pada 7 Juni 2021. Kanan: Foto Kim Jong Un yang diambil pada 9 September 2021. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengalami penurunan berat badan hingga 20 kg tetapi masih sehat. 

Kim memiliki tinggi sekitar 170 cm, menurut NIS.

Gambar ini diambil pada 13 Agustus 2020 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 14 Agustus 2020 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri pertemuan Partai Buruh Korea (WPK) yang berkuasa di Pyongyang.
Gambar ini diambil pada 13 Agustus 2020 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 14 Agustus 2020 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri pertemuan Partai Buruh Korea (WPK) yang berkuasa di Pyongyang. (STR / KCNA VIA KNS / AFP)

Dikatakan pula Kim telah terlibat dalam kegiatan publik selama 70 hari sepanjang tahun ini, meningkat 45 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Kim Byung-kee juga menyebut NIS menemukan bahwa Kim mengeluarkan foto mendiang ayah dan kakeknya - yang memimpin Korea Utara sebelumnya - dari ruang konferensi Partai Pekerja.

Anggota parlemen lain, Ha Tae-keung, mengutip NIS yang mengatakan bahwa Korea Utara telah mulai menggunakan istilah "Kimjongunisme."

Kimjongunisme mengacu pada sebuah ideologi politik yang independen dari ideologi yang pernah ada, "KimJongilisme" dan " Kimilsungisme."

Masa-masa Berat Kim Jong Un

Setelah sekitar 10 tahun menjabat, Kim Jong Un berjuang untuk mengatasi periode terberat dalam pemerintahannya akibat kesulitan ekonomi yang diperparah oleh pandemi virus corona.

Menurut NIS, perdagangan tahunan Korea Utara dengan China, turun dua pertiga menjadi $185 juta hingga September tahun ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kata Ha.

China adalah sekutu utama dan jalur kehidupan ekonomi Korea Utara.

Pejabat Korea Utara sedang berjuang untuk mengatasi lonjakan harga barang dan kekurangan obat-obatan dan persediaan penting lainnya yang telah mempercepat penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air seperti demam tifoid.

Negara itu juga tidak dapat mengimpor kertas dan tinta yang digunakan untuk mencetak uang kertas.

Akibatnya, pejabat Korea Utara mengeluarkan mata uang sementara.

Meski pengurangan perdagangan telah membatasi pasokan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan industri, pejabat Korea Utara justru mendorong pekerja keras untuk meningkatkan produksi.

Operasi pabrik yang berlebihan menyebabkan ledakan di pabrik pupuk utama pada Agustus, kata Ha mengutip NIS.

Covid-19 di Korea Utara

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved