KTT ASEAN 2023
Singapura Sumbang Pasokan Medis Senilai Rp 82 Miliar Untuk Cadangan ASEAN
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menyatakan kepada KTT ASEAN bahwa negaranya menyumbang Rp 82 miliar pasokan medis untuk cadangan ASEAN
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA – Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan negaranya akan menyumbangkan pasokan medis senilai 7,9 juta dolar Singapura (sekitar Rp 82 miliar) untuk persediaan ASEAN.
Lee menekankan perlunya negara=negara ASEAN bekerja sama untuk keluar dengan lebih kuat dan lebih tangguh dari pandemi Covid-19.
“Singapura mendukung penuh upaya kolektif ASEAN untuk mempersiapkan keadaan darurat kesehatan masyarakat di masa depan. Kami akan menyumbangkan pasokan medis senilai 7,9 juta dolar Singapura ke Cadangan Pasokan Medis Regional ASEAN,” kata Lee, berbicara secara virtual pada KTT ASEAN, Selasa (26/10/2021), seperti dilansir dari Channel News Asia.
Mengingat masa-masa sulit ini, Lee juga mencatat perlunya ASEAN bekerja lebih keras dalam integrasi ekonomi, dan meratifikasi Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP).
“RCEP akan meningkatkan kepercayaan pada perdagangan dan investasi regional dan berkontribusi secara signifikan terhadap pemulihan ekonomi pascapandemi di kawasan ini,” katanya.
Baca juga: Junta Myanmar Tak Diundang ke KTT ASEAN, Joe Biden Pimpin Delegasi Amerika Serikat
Baca juga: Demi Pemulihan Ekonomi, Presiden Joko Widodo Serukan Koridor Wisata di ASEAN
“Saya menantikan ratifikasi cepat RCEP oleh semua Negara Anggota ASEAN dan mitra, agar perjanjian mulai berlaku pada Januari 2022 seperti yang direncanakan,” katanya.
Menurutnya, negara-negara ASEAN juga harus secara progresif membuka kembali ekonominya dan melanjutkan perjalanan yang aman saat mereka mengendalikan Covid-19.
Lee menekankan bahwa hal ini menjadi aspek penting dari hidup bersama Covid-19.
“Singapura telah meluncurkan jalur perjalanan yang divaksinasi (VTL) untuk memfasilitasi masuknya pengunjung yang sepenuhnya divaksinasi tanpa karantina,” katanya.
“Kami menyambut baik adopsi ASEAN Travel Corridor Arrangement Framework, dan pengembangan solusi digital yang dapat dioperasikan untuk memungkinkan perjalanan dapat dilanjutkan dengan aman, ”jelas Lee.
Baca juga: Malaysia Desak ASEAN Tinggalkan Prinsip Tidak Campur Tangan
Baca juga: Kemenpora Dorong Kerukunan Umat Beragama di ASEAN melalui AYIC 2021
“Kami mendorong pengembangan sertifikat kesehatan digital untuk bukti pengujian dan vaksinasi, dan kemajuan lebih lanjut dalam pengakuan timbal balik dari sertifikat tersebut, yang akan sangat memudahkan perjalanan,” katanya.
Akses Vaksin
Dengan pandemi Covid-19 yang tetap menjadi tantangan utama setelah dua tahun, katanya, negara-negara ASEAN harus bekerja sama untuk meningkatkan akses ke vaksin.
“Vaksin sangat penting dalam memutus rantai penularan virus, dan yang lebih penting, untuk mencegah penyakit serius dan kematian,” katanya.
“Sebagai co-chair Fasilitas Friends of the Covid19 Vaccine Global Access (COVAX), Singapura berkomitmen kuat untuk multilateralisme vaksin dan akses yang adil dan merata ke vaksin Covid-19 untuk semua negara,” ujarnya.
Baca juga: Kepemilikan Mobil Orang Indonesia Masih Rendah Jadi Potensi Besar di ASEAN
Baca juga: Kerangka Kerja Pengaturan Koridor Perjalanan ASEAN Rampung Dibahas
Lee menunjukkan bahwa Singapura telah menyumbangkan alokasi vaksinnya melalui Fasilitas COVAX ke negara lain.
Ia menyambut baik keputusan ASEAN untuk menggunakan Covid-19 ASEAN Response Fund untuk membeli vaksin.
“Singapura akan memberikan kontribusi alokasi kami ke negara anggota ASEAN lainnya dan Sekretariat ASEAN. Singapura siap bekerja sama dengan Negara-negara Anggota ASEAN untuk memastikan distribusi vaksin yang cepat dan merata di kawasan ini,” kata Lee.
“Misalnya, kami meningkatkan layanan logistik rantai dingin kami dan memperluas kemampuan pembuatan vaksin kami, dengan tiga fasilitas produksi vaksin baru dalam proses,” ujarnya.
Selain itu, Lee mengatakan bahwa negara-negara ASEAN harus melihat ke depan dan memperkuat kerja sama di bidang pertumbuhan baru seperti digitalisasi dan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Baca juga: Faktor Pendorong dan Penghambat Kerja Sama ASEAN, Dilengkapi Bentuk Kerja Sama ASEAN
Baca juga: ASEAN Berhasil Dorong Gencatan Senjata di Myanmar Hingga Akhir Tahun
“Covid-19 telah mempercepat transformasi digital dalam bisnis dan masyarakat. Kita harus memanfaatkan mekanisme yang ada seperti Jaringan Kota Cerdas ASEAN untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam menggunakan teknologi untuk membangun masa depan yang lebih berkelanjutan bersama. Lebih mengandalkan teknologi juga berarti kita membutuhkan langkah-langkah keamanan siber yang lebih kuat,” katanya.
“Misalnya, memperkuat ketahanan siber regional kami melalui perlindungan Infrastruktur Informasi Penting dan melakukan program pengembangan kapasitas, termasuk melalui Pusat Keunggulan Keamanan Siber ASEAN-Singapura,” katanya. (Tribunnews.com/CNA/Hasanah Samhudi)