Selasa, 30 September 2025

Baku Tembak di Beirut Menewaskan 6 Orang, Sekitar 30 Lainnya Terluka

Sedikitnya enam orang tewas dan lebih dari 30 orang luka-luka dalam baku tembak yang terjadi di Beirut, Kamis (14/10/2021).

AFP
Bentrokan di daerah Tayouneh, di pinggiran selatan Beirut, pada 14 Oktober 2021. Tembakan menewaskan beberapa orang dan melukai puluhan orang. 

Presiden Michel Aoun mengatakan dalam sebuah pidato singkat, bentrokan itu adalah perbuatan yang menyakitkan dan tidak dapat diterima.

“Kami kembali ke hari-hari yang kami katakan tidak akan pernah kami lupakan dan tidak akan pernah kami ulangi lagi,” katanya dalam pidato yang disiarkan televisi.

Pernyataan tersebut merujuk pada perang saudara 15 tahun di Lebanon dari tahun 1975 hingga 1990.

Perdana Menteri Najib Mikati menyerukan ketenangan dan memperingatkan terhadap upaya untuk menyeret Lebanon ke dalam kekerasan.

Pejuang Syiah dari gerakan Hizbullah dan Amal dalam bentrokan Beirut, 14 Oktober 2021.
Pejuang Syiah dari gerakan Hizbullah dan Amal membidik dengan senapan di tengah bentrokan di daerah Tayouneh, di pinggiran selatan ibu kota Beirut, pada 14 Oktober 2021.

Tentara Lebanon mengatakan telah menangkap sembilan orang, termasuk seorang Suriah, atas kekerasan tersebut, Kamis (14/10/2021).

Bentrokan bersenjata telah bergema di ibu kota Lebanon selama beberapa jam.

Bentrokan dengan baku tembak tersebut melibatkan penembak hebat dan granat berpeluncur roket.

Penduduk di lingkungan terdekat mengatakan bentrokan berlanjut ketika sukarelawan Pertahanan Sipil datang mengevakuasi keluarga yang terperangkap di antara baku tembak.

Kekerasan memuncak di tengah meningkatnya ketegangan atas penyelidikan ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut pada 4 Agustus 2020.

Para pengunjuk rasa berkumpul di ibu kota Lebanon dua hari setelah kritik paling pedas Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah terhadap Bitar.

Nasrallah menuduh hakim “menargetkan secara politis” pejabat dalam penyelidikannya.

Bitar telah berbulan-bulan mencoba menanyai mantan menteri Ali Hasan Khalil, Ghazi Zeiter, Nouhad Machnouk, Youssef Finianos, serta mantan Perdana Menteri Hasan Diab.

Khalil dan Zeiter tergabung dalam Gerakan Amal, sebuah partai Syiah yang dipimpin oleh Ketua Nabih Berri dan bersekutu erat dengan Hizbullah.

Hakim juga telah memanggil Kepala Keamanan Umum, Mayor Jenderal Abbas Ibrahim, dan Kepala Keamanan Negara, Mayor Jenderal Tony Saliba.

Namun, kementerian dalam negeri dan Dewan Pertahanan Tinggi tidak memberinya izin untuk melakukannya.

Baca juga: Ledakan Menghantam Sebuah Masjid di Afganistan saat Shalat Jumat, Puluhan Orang Tewas

Baca juga: Pasutri di Jepang Ditangkap Polisi, Diduga Jual Kabel Pengisi Baterai Menyerupai Buatan Apple

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan