Senin, 29 September 2025

Virus Corona

16 Tahun Dipenjara, Pria Terpidana Mati Terbukti Tak Salah, 9 Tahun Kemudian Meninggal karena Covid

Seorang terpidana mati terbukti tak bersalah setelah 16 tahun dipenjara, tapi 9 tahun kemudian meninggal karena Covid-19.

Penulis: Tiara Shelavie
Fredrikson dan Byron Law Firm
Damon Thibodeaux 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria di Amerika Serikat dijatuhi hukuman mati atas kasus pembunuhan.

Selama 16 tahun menunggu eksekusi, kasusnya dibuka kembali dan dirinya dinyatakan tak bersalah.

Namun sembilan tahun setelah dibebaskan, ia terpapar Covid-19 dan akhirnya meninggal.

Damon Thibodeaux meninggal pada 31 Agustus 2021, sembilan tahun setelah bukti DNA membebaskannya dari tuduhan pembunuhan sekaligus membebaskannya dari penjara di Louisiana.

"Damon adalah salah satu orang paling unik yang pernah saya temui," ujar Steve Kaplan, mantan pengacara Thibodeaux, kepada USA TODAY.

Baca juga: Obama, Bush, Dan Clinton Bersatu Membantu Pengungsi Afghanistan di Amerika Serikat

Baca juga: Studi di  Amerika: Vaksin mRNA Covid-19 Tidak Terkait Dengan Keguguran

"Jika kamu bertemu Damon, kamu tidak akan tahu apa yang telah dia alami."

Damon Thibodeaux
Damon Thibodeaux (Fredrikson dan Byron Law Firm)

Damon Thibodeaux ditangkap pada 1996 karena dituduh membunuh sepupunya yang berusia 14 tahun, Crystal Champagne, di New Orleans.

Damon berada di kota itu dari Texas untuk menghadiri beberapa pernikahan keluarga.

Selagi tinggal di sana, ia mengambil pekerjaan di tongkang di Sungai Mississippi.

Setelah tiga minggu bekerja di tongkang, Thibodeaux mengunjungi keluarga Champagne, bertepatan saat Crystal menghilang.

Crystal ditemukan tak bernyawa keesokan harinya, lima mil dari rumahnya.

Kaplan mengatakan Thibodeaux diinterogasi oleh Departemen Kepolisian Paroki Jefferson selama sembilan jam dan akhirnya memberikan pengakuan palsu.

Pengakuan itu mengarah pada keyakinan atas pembunuhan berencana yang berujung hukuman mati.

Sebagai terpidana hukuman mati, Thibodeaux dikurung di selnya selama 23 jam sehari.

Sejak itu ia mulai rutin bersih-bersih, berolahraga, dan membaca Alkitab.

Baca juga: Intelijen AS: Afghanistan Bukan Ancaman Utama Teroris Internasional Bagi Amerika Serikat

Baca juga: Taliban Klaim Pernah Tawari Amerika Serikat Untuk Selidiki Serangan Teror 9/11

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan